Para Perawat Keragaman



Banyak cara agar kita menjadi lebih toleran dengan orang lain yang berbeda latar belakang. Dari sekadar mencoba untuk ngobrol dengan orang tersebut, hingga terjadinya sebuah peristiwa besar yang menggugah hati.

Bekerjasama dengan Proud Project, terjadilah perbincangan dengan beberapa orang tentang pengalamannya terhadap betapa indahnya hidup, jika bisa membina toleransi.

Dua di antaranya adalah Alfatih Timur, CEO Kitabisa.com, sebuah platform untuk menggalang dana dan berdonasi secara online (crowdfunding) di Indonesia.

Sementara Ai Nurhidayat, adalah pendiri sekolah multikultural SMK Bakti Karya Parigi di kawasan Pangandaran, Jawa Barat. Berikut ini pengalaman unik Ai tentang toleransi seperti yang diutarakannya dalam akun Instagram Proud Project:

“Dulu, saya pernah nanya ke murid saya, “Apa pendapatmu tentang orang etnis Tionghoa?” Dia bilang, “Woh, orangnya licik-licik.” Trus saya tanya lagi ke dia, “Pernah ngobrol sama orang mereka?” Dia bilang, “Blom sih.”

“Nah, di sini saya liat ada problem. Indonesia udah ngehasilin banyak orang pinter. Bahkan trilliunan anggaran negara masuknya ke pendidikan. Tapi kenapa masih ada isu SARA? Kenapa orang-orang masih bacok-bacokan atas nama agama? Kenapa masih ada orang yang antietnis atau agama berbeda? Untuk apa? Kenapa kita ga saling gandeng aja?”

“Saya dan kawan-kawan Sabalad mendirikan sekolah yang kami beri nama “Kelas Multikultural” SMK Bakti Karya Parigi di Pangandaran. Tiket perjalanan, uang sekolah, makanan sama tempat tinggalnya gratis. Murid-muridnya dari berbagai penjuru Indonesia. Sekarang udah dari 11 provinsi.

“Tujuan saya bikin sekolah ini tuh supaya anak-anak ngerasain langsung toleransi. Nah, anehnya, di tahun pertama, murid-murid saya duduknya malah misah. Yang Muslim duduk sama yang Muslim. Yang Kristen sama yang Kristen.”

“Tapi, setelah kita ajak mereka main bareng, sekarang mereka malah jadi saling sahabatan. Yang saya percaya, pendidikan tuh bukan sekedar untuk dapet nilai akademik. Pendidikan butuh pengalaman tentang toleransi. Untuk apa juga nilaimu bagus tapi hatimu kosong?”


Semua Tentang Kemanusiaan
Sementara ini adalah kisah inspiratif Alfatih: “Tahun 2016, ada gereja di bom di Samarinda yang sampe ngebunuh satu balita perempuan. Wah, sosmed jadi panas banget. Orang-orang jadi perang agama di sosmed.”

“Tapi, ada satu orang Buddha yang namanya Adjie Silarus. Dia fundraising di Kitabisa.com untuk bantu gereja ini. Dan campaign-nya viral banget. Target awalnya tuh 30 juta. Tapi jadinya ngumpulin 231 juta.”

“Dan indahnya, dana ini disalurin ke Samarinda sama “Aksi Cepat Tanggap” yang mayoritas Muslim. So, yang menggalang Buddha. Yang dibantu Kristen. Yang menyalurkan Muslim. Dan yang donasi tuh semua golongan. It was so beautiful.

So, gue percaya kalo agama ga pernah ngajarin kebencian. The problem is not about Muslims/Christians. It’s about humanity.

“Kami jadi saksi di Kitabisa.com. Kalo udah urusan tolong-menolong, nama Muhammad ato Michael bisa donasi sebelah-sebelahan. Gue yakin kalau kita lihatnya dari kacamata kemanusiaan, kita bisa meruntuhkan dinding-dinding perbedaan.”

“Gue juga yakin kalo sosial media kita panas BUKAN karena kita kebanyakan orang jahat. Tapi karena #OrangBaik kalah berisik. So, let’s make positivity louder!”


Sumber: Toleransi

Sapaan Hangat yang Menyelamatkan Nyawa

 

Sumber foto: Detik
 

Ini kisah nyata tentang seorang karyawati, supervisor pada sebuah perusahaan distribusi daging beku di China.

Saat jam kerjanya telah selesai, karyawati ini masuk ke ruang penyimpanan daging untuk memeriksa segala sesuatunya.

Malangnya, tiba-tiba pintu ruang pembeku daging tertutup! Ia seorang diri terkunci di dalam ruang pembeku daging. Ruangan penyimpanan daging itu seolah sebuah freezer raksasa dengan suhu sangat dingin.

Ia mencoba berteriak sekuat tenaga untuk meminta pertolongan dan memukul-mukul dinding ruang pembeku itu, tapi tak seorang pun yang mendengar teriakannya. 

Itu memang sudah jam pulang kerja, sebagian besar karyawan sudah pulang. Lagi pula, orang-orang di luar ruang pendingin memang tak bisa mendengar suara dari dalam ruang pembeku itu. Ia terkunci di dalam dan terancam mati beku, sangat kecil kemungkinan terselamatkan.

Lima jam kemudian, ketika ia sudah putus asa, tiba-tiba seorang petugas keamanan dari pabrik membuka pintu ruang pendingin. Satpam pabrik menemukan wanita itu sedang terduduk lemas kedinginan. Tubuhnya sudah hampir membeku, bibirnya sudah membiru, dan rambutnya sudah mulai tertutup bunga es. Secara ajaib, nyawa wanita itu terselamatkan oleh satpam pabrik!

Setelah keadaannya membaik, sang wanita mengucapkan terima kasih atas pertolongan satpam itu. Lalu wanita itu menanyakan bagaimana satpam tersebut dapat menemukannya.

"Saya sudah bekerja di pabrik ini selama 25 tahun. Ratusan pekerja datang di pagi hari dan pulang di sore hari seusai bekerja. Sebagian besar menganggap saya seperti tidak ada. Hari ini, kamu bekerja seperti biasa. Kamu selalu menyapa, 'Selamat pagi!' Hanya kamu yang selalu menyapa saya setiap hari. Tapi sore ini, setelah jam kerja selesai, saya merasa penasaran karena saya belum mendengar sapaan, 'Pak, mari pulang, sampai jumpa besok,'" satpam itu berhenti sejenak. 

"Saya merasa ada yang tidak beres. Pasti ada sesuatu yang menimpamu. Karena itu saya memutuskan untuk memeriksa ke setiap sudut di pabrik ini. Saya mencari dan terus mencari. Saya selalu teringat sapaan hangat selamat pagi dan sampai jumpa darimu. Karena ucapan sederhanamu itu membuat saya merasa dihargai."

 

Bersikaplah ramah dan peduli pada siapa pun di sekitarmu. Berilah kesan baik kepada orang-orang yang berpapasan denganmu setiap hari. Sapaan hangat dan senyumanmu akan menghangatkan hidup dan hari-hari orang di sekitarmu. 

Kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi di kemudian hari. Siapa sangka, sapaan yang kita anggap sepele itulah yang telah menyelamatkan nyawa wanita itu.

Sumber: Kiriman teman di WA.

Kumpulan Foto tentang Toleransi




Sudah Berhenti Merokok

Dalam sebuah kesempatan, penulis mendengar percakapan antara dua orang pemuda. 

Pemuda 1: Sekarang gue sudah berhenti ngerokok.
Pemuda 2: Wah ... hebat !!!
Pemuda 1:  Gue ganti dengan nge-vape. Kalau dihitung-hitung, lebih hemat.

Penulis yang tadi sempat menoleh mengagumi kehebatan pemuda 1 yang bisa berhenti merokok, jadi ingin ketawa.

Berhenti merokok, lanjut ke vape. Cape deh ... 

Penulis nggak tau, apa benar hitungannya nge-vape lebih murah daripada ngerokok. Tapi yang jadi pemikiran penulis, bukankah berhenti merokok jauh lebih hemat dan sehat? Mengapa bangga berhenti ngerokok beralih ke nge-vape ???



Catatan
Pada posting dengan label "Sebatang Rokok", penulis akan menceritakan banyaknya efek negatif rokok bagi kesehatan dan lingkungan. Penulis yakin, banyak orang yang tidak sepakat dan akan memberikan aneka bantahan. Itu sah-sah saja, semua orang bebas berpendapat.

Silakan saja merokok, asalkan jangan bagi racun (baca: asap-nya) kepada orang di sekitar Anda. Anda bebas merokok (Anda yang beli dan risiko Anda yang tanggung sendiri), ya itu tadi, asal jangan bagi racun ke lingkungan di sekitar Anda.

Cerita Memperpanjang SIM di Miko Mall, Bandung

Menjelang ulang tahun, apa yang terlintas di benak Anda? Kemungkinan besar yang teringat adalah merayakan ulang tahun.

Tapi ada hal yang lebih penting, memperpanjang KTP dan SIM. Untuk KTP, sejak e-KTP, KTP berlaku seumur hidup, jadi sekarang sudah tidak perlu diperpanjang lagi. 

Hore... kita terbebas dari kegiatan memperpanjang KTP. Kalau dulu, hanya orang yang tua, yang punya KTP seumur hidup. Sekarang semua e-KTP berlaku seumur hidup, meski di e-KTP tercantum tanggal batas berlakunya KTP tersebut.

Bagaimana dengan SIM? Kita masih harus perpanjang SIM tiap 5 tahun sekali. Jangan sampai terlewat ya? Sehari saja terlewat, Anda harus membuat ulang SIM Anda. Ayo yang sudah dekat dengan hari ulang tahunnya, silakan lihat masa berlaku SIM Anda. Penulis pernah kelupaan, jadi trauma harus buat ulang SIM. Harus ekstra waktu dan uang.

Jauh sebelum ulang tahun, penulis cari info di mana lokasi untuk memperpanjang SIM. Lokasi yang dekat dari tempat tinggal penulis ada 2 pilihan: Kopo Square (ada kantor Samsat di sana) dan mobil Samsat yang parkir di depan Miko Mall setiap hari  Rabu (08.00-12.00).

Info yang penulis dapatkan: di Miko Mall hanya ada tiap hari Rabu. Yang di Kopo Square tiap hari. Khusus yang pindah domisili (Kodya Bandung ke Kabupaten Bandung), hanya bisa dilakukan di mobil Samsat yang parkir di Miko Mall (ini hanya bicara perpanjangan SIM antara di Kopo Square dan Miko Mall).

Ehm... sebelum masuk ke proses perpanjangan SIM, penulis cerita sedikit tentang Miko Mall. Mall satu ini hobi ganti nama. Awal dibuka, namanya IITC Kopo (Indonesia Internasional Trade Center). Setelah itu berganti nama menjadi Mall IITC Kopo yang disingkat jadi Miko  (Miko Mall). Lama tidak melintas di depan Miko Mall, eh pas lewat, ada tulisan: Milan Kopo Mall (singaktannya sama: Miko Mall). Entah Inter Milan atau AC Milan, hanya tertulis Milan (hehehe...).

Rabu, 2 Mei 2018 sekitar pukul 08.00 penulis ada di depan Miko Mall. Antrian orang yang mau perpanjang SIM sudah cukup banyak. Ada selembar kertas yang disediakan untuk menuliskan nama orang yang ingin memperpanjang SIM. Ups... penulis dapat nomor urut 50!

Penulis pilih perpanjang SIM di Miko Mall ini karena kebetulan istri ada keperluan (belanja) di Yogya Kopo Mas (seberang Miko Mall). Jadi, sambil menyelam, minum air.

Tak lama menunggu, mobil Samsat datang. Kami diminta berbaris (nama kami dipanggil dan kami berbaris menurut nomor antrian). Lalu petugas menginformasikan proses perpanjangan SIM. 

Pertama, nama yang dipanggil menuju ke meja pemeriksaan kesehatan. Ada seorang wanita dan seorang pria yang bertugas di sana. Sekali dipanggil 5 orang. Kita menyerahkan SIM lama yang asli dan selembar foto kopi KTP kepada petugas wanita. Petugas pria (dokter) mulai memeriksa kesehatan kita. Pertama kita diminta menyebut huruf yang ditunjuk dengan pointer (jarak kertas yang berisi huruf-huruf itu sekitar 2 meter dari tempat kita berdiri). Ini tes penglihatan kita. 

Setelah lulus menyebut huruf dari yang terbesar sampai yang terkecil, kita diminta duduk. Lalu petugas melakukan pemeriksaan tekanan darah (tensi) dan memberitahukan ke Anda (misal: 120 per 90). Lalu petugas membuka album berisi angka yang tersamar di antara titik-titik aneka warna. Setelah lulus tes buta warna ini, kita ditanya "Anda dengar suara ini?" tanya petugas sambil menggerak-gerakkan sebuah benda logam seperti pulpen. Ini tes pendengaran.

Setelah itu, petugas melempar bola kertas dan kita diminta menangkapnya (tes motorik). Lalu kedua tangan kita direntangkan ke depan dan petugas menaruh kertas di tangan kita (tes keseimbangan). Lalu kita diminta mengangkat kaki kiri dan kaki kanan bergantian.

Selesai tes kesehatan, kita kembali ke petugas wanita tadi untuk bayar biaya tes kesehatan sebedar Rp 40.000 (empat puluh ribu rupiah). Kita ditanya, apakah SIM kita nantinya mau pakai plastik antigores? Kalau mau, bayar Rp 10.000 (sepuluh ribu rupiah). Jadi kita bayar Rp 40.000 atau Rp 50.000 (tergantung mau pakai antigores atau tidak).

Kedua, selesai pemeriksaan kesehatan, petugas wanita tadi memberi kita berkas (SIM asli dan foto kopi KTP yang telah di-staples pada selembar kertas) untuk diserahkan ke meja berikutnya. 

Kita menyerahkan berkas kita ke petugas (ada 4 petugas di sana) dan kita diberi formulir untuk diisi dengan data diri kita. Pulpen disediakan oleh petugas. Silakan isi dulu (tersedia kursi dan meja untuk mengisi formulir ini). Kita diminta membayar biaya perpanjangan SIM (penulis perpanjang SIM C), bayar Rp 125.000 (seratus dua puluh lima ribu rupiah).

Eh iya, setelah selesai isi formulir, dan sebelum menyerahkan formulir yang sudah diisi, tolong kembalikan pulpen (bagi yang meminjam pulpen yang disediakan).

Ketiga, serahkan formulir yang sudah diisi ke Pak Polisi yang berdiri di depan mobil Samsat. Formulir ini kemudian diserahkan Pak Polisi ke petugas yang ada di dalam mobil Samsat. Data kita dimasukkan ke komputer. Kita tinggal menunggu nama kita dipanggil. 

Nama kita dipanggil, kita naik ke mobil Samsat lalu duduk di kursi yang disediakan untuk diambil sidik jari jempol tangan kanan kita, lalu difoto. 

Sekarang tinggal menunggu untuk SIM selesai dicetak. Saat nama kita dipanggil, ambil SIM di Pak Polisi yang berdiri di depan mobil (ucapkan terima kasih), lalu penulis ke petugas wanita di meja kesehatan. Serahkan SIM untuk dilapisi dengan plastik antigores. Yang hanya bayar biaya tes kesehatan tidak usah balik ke sana.

Beres deh... Penulis selesai memperpanjang SIM, waktu menunjukkan pukul 10.10 WIB.


Catatan:

  1. Datanglah lebih awal jika ingin mendapat nomor antrian kecil (biar lebih dulu selesai).
  2. Siapkan 1 lembar foto kopi KTP (penulis bawa 1 lembar foto kopi KTP dan 1 lembar foto kopi SIM). Tapi yang terpakai hanya foto kopi KTP.
  3. Pastikan SIM Anda belum lewat (lewat sehari saja dari tanggal ultah Anda, itu artinya buat ulang). Harus tes tertulis dan tes praktik (dan, setahu penulis, buat SIM baru bukan di sini, harus ke kantor polisi)

Sekian catatan proses perpanjangan SIM di mobil Samsat yang parkir di depan Miko Mall, Bandung setiap hari Rabu.

Posting ini hanya iseng (sudah lama tidak menulis di blog ini), sekedar mengabadikan catatan perjalanan hidup penulis dalam bentuk tulisan, semoga saja bermanfaat bagi yang membaca. Terima kasih sudah mampir dan membaca catatan ini


"Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian." (Pramoedya Ananta Toer)

abcs