Suasana Bhinneka Tunggal Ika yang Sangat Nyata dalam Group eMKa

Akhir-akhir ini, Anda mungkin merasa sangat tidak nyaman dengan pemberitaan di media (terutama di medsos). Suasana "panas" yang ditimbulkan oleh pemberitaan demo dan pilkada serentak 2017.

Padahal, setahu penulis, kita ini bangsa yang ramah tamah, penuh toleransi, berdasarkan semboyan Bhinneka Tunggal Ika. 

Itu yang terjadi jika Anda membaca berita di media cetak dan online, juga mendengar berita dari radio, dan menyaksikan berita di TV. Anda akan berpikir, kok Indonesia jadi seperti ini ya?


Bagaimana suasana di group WA, BBM, atau Line? Mungkin sama saja ya? Tapi penulis tidak merasakan suasana panas, penuh provokasi, atau suasana mencekam dalam group WA eMKa yang dimotori Melly Kiong. Group yang membahas parenting ini jauh dari suasana itu.

Di group ini, tiap hari ada doa pagi dan doa malam dari semua agama di Indonesia. Anggota group berasal dari berbagai kota di Indonesia, berbagai suku, dan agama yang berbeda. Semua rukun,..

Saya menuliskan ini di group:


Group eMKa emang beda dari yg lain. Group eMKa sudah di jalan yang tepat (terutama soal apa yg boleh di-posting di sini).

Kalau di group lain (kadang kayak di medsos) apalagi sdg heboh soal pilkada. Berseliweran info yang bikin hati ciut, aman nggak ya kalau mau liburan ke Jakarta?

Tapi kalau baca info di group ini, kayaknya adeeem.

1ndONEsia aman-aman saja kok. Ada riak kecil, tapi jauuuh lebih banyak yg memahami hakikat Bhinneka Tunggal Ika, kita bisa hidup berdampingan dalam harmoni. Saling bantu, saling peduli sebagai manusia, tanpa pandang Suku, Agama, Ras, Antargolongan.

Bagaimana menurut sobat eMKa Land yang lain???


Dan juga ini:
"Indonesia kecil" ada di sini, di eMKa Land. Berbeda (suku, agama, ras, golongan, warna kulit,...) semua bisa hidup rukun dalam harmoni. Doa dalam semua agama ada di sini.

Satu kesulitan, yang lain bergerak membantu. Satu sedang berduka ditinggal orang tercinta, anggota yang lain turut berduka.

Semoga semangat kebersamaan dalam keberagaman ini menular ke seluruh pelosok tanah air. Semoga wajah "Indonesia kecil" ini kelak menjadi wajah Indonesia yang sesungguhnya.

Turut berduka untuk saudara kita di Aceh yg baru saja diguncang gempa. #PrayforPidie 

Itu mungkin belum seberapa sampai kami (anggota eMKa membaca curhat seorang Ibu yang bernama Endang Pudji Dwi Rahayu). Ini penulis kutip dari FB Melly Kiong Dua:


 Melly Kiong dan Endang Pudji Dwi Rahayu


Selamat pagi...Ibu dan Bapak...
 
Perkenankan saya memperkenalkan diri. Nama saya Endang Pudji Dwi Rahayu. Merasa bahagia bisa masuk group ini. Semua ini adalah atas budi baik Ibu Melly Kiong yang atas perkenan beliau saya diminta menyapa dengan sebutan  "Mbak...".

Pertemuan kami sangat singkat bahkan bisa dibilang bukan sebuah kesengajaan. Pada Sabtu sore, 3-12-2016 dengan tak sengaja kami duduk satu bangku di ruang tunggu bandara Ahmad Yani Semarang. Percakapan kami merupakan perantara datangnya pertolongan untuk saya dari seorang Ibu yang sama sekali belum pernah saya kenal. Perjalanan tengah malam di belantara Jakarta bagi seorang saya yang tak punya kenalan di sana. Sementara saya harus melanjutkan perjalanan ke Bogor. Saya tidak tahu mesti berbuat apa. Mau melanjutkan perjalanan, waktu sudah tengah malam.
 
Beruntunglah saya... karena Alloh mempertemukan saya dengan Ibu Melly saat delay empat jam di Semarang.
 
Dikejarnya saya demi memastikan keselamatan saya. Lalu disarankannya untuk bermalam di kediaman beliau. Alangkah tak terduganya saat itu. Di saat yang sangat sempit, di saat saya tidak tahu mesti berbuat apa, dengan percaya begitu saja kepada saya, Ibu Melly mengajak saya menginap di rumahnya. Sebelum megiyakan, saya kabarkan dulu kepada suami di Demak bahwa saya mendapatkan tawaran dari seorang Ibu untuk menginap. Dan suami menyarankan untuk menerima.
 
Bagai mimpi malam itu. Saya benar-benar diselamatkan oleh Ibu Melly Kiong yang ternyata beliau seoarng penulis hebat.
 
Satu kata yang selalu saya ingat dari beliau "Pekerjaan tak pernah salah..."
 
Terima kasih Ibu Melly... atas saran Ibu.. saat ini saya diizinkan untuk menyapa beliau dengan sapaan Mbak Melly...
 
Semoga persaudaraan ini tak putus. Meski kami berbeda suku, berbeda agama..., namun kami tak pernah merasa berbeda... Semoga bermanfaat cerita singkat dan nyata ini...
 
Semua di luar jangkauan saya...
 
Terima kasih Mbak Melly Kiong...🙏

Anda tertarik untuk bergabung di group WA eMKa untuk belajar parenting dan mendapat BC tentang cara mendidik anak, dan info menarik lainnya? Untuk info lebih lanjut, silakan mampir ke FB Melly Kiong Dua atau www.menatakeluarga.com atau hubungi Mbak Rizky di 0818 0605 7646


Pertama kali membaca kisah ini, penulis pun merasa ini seperti di dunia dongeng, bukan di dunia nyata.

Anda berada di kota yang asing (tidak punya kenalan apalagi saudara), pada tengah malam (saat transportasi sulit didapatkan, dan kalaupun ada, belum tentu aman bagi Anda, yang notabene seorang wanita). 

Tiba-tiba ada orang yang baru Anda kenal (beda suku, beda agama), menawarkan tempat bermalam dan esok hari barulah Anda melanjutkan perjalanan ke kota lain. Ini di Jakarta, yang konon kata orang, ibu kota lebih kejam daripada ibu tiri. Saat orang pesimis dengan kondisi yang ada dan bertanya "Hari gini, masih ada yang GRATIS di Kota Jakarta? Ada yang mau membantu tanpa pamrih?"

Jangan dulu berburuk sangka. Ini memang kisah nyata (Anda boleh cek langsung ke narsumbernya). Semoga kisah nyata ini seperti nyala api di sebuah lilin yang terus berpindah ke lilin lain (menyalakan lilin lain) dan menerangi negeri tercinta ini dengan kebajikan, toleransi, dan welas asih. 

Salam hangat, eling, dan welas asih dari anggota eMKa Land untuk Indonesia. 


Tulisan ini dapat Anda kunjungi melalui tautan singkat: www.tiny.cc/kisahemka 

Asyik, Tampil di The Rooftop Trans7 (Live, Selasa, 29 Nov 2016)



Jika kesulitan menghafal tautan ke Youtube yang panjang seperti ini:

https://www.youtube.com/watch?v=l0dnEY_pNE8

Cukup hafalkan ini, tautan singkatnya (atau klik saja):

www.tiny.cc/akuditrans7





Info lengkap tentang undangan pernikahan berbentuk unik (kubus) dengan 6 bahasa berbeda di ke-6 sisinya, silakan klik: 

Pidato Terbaik dari Anies Baswedan



 
Ini saat menjelang pilpres 2014. Pak Anies Baswedan menggerakkan pemuda untuk dukung Jokowi dengan gerakan "Turun Tangan". 

"Jokowi orang baru, Prabowo juga baru (orang Orde Baru)" kata Pak Anies. Pak Anies Baswedan juga menyinggung soal "Bocor...bocor..." yang pernah diucapkan Prabowo saat kampanye pilpres.

"Tidak terlalu sulit untuk menentukan pilihan, ketika kita punya pilihan Prabowo dan Jokowi. Tidak sedikit pun punya beban moral untuk bilang saya pilih Jokowi,..." kata Pak Anies Baswedan.

Sungguh pidato yang sangat menggetarkan siapa pun yang mendengarnya. Jelas, tegas, jernih, dan sangat logis. Penulis rasa, siapa pun yang mendengar, akan sepakat dengan ucapan beliau. 

Penulis menemukan kembali video ini saat berselancar di dunia maya. Waktu berlalu. Sekarang (tahun 2016), Pak Anies justru diusung sebagai cagub DKI oleh Partai Gerindra yang didirikan dan dipimpin oleh Pak Prabowo, yang dalam video ini adalah "lawan politik" Pak Anies Baswedan.

Bukan tidak mungkin tahun 2019, Pak Anies Baswedan akan melakukan pidato serupa untuk dukung Pak Prabowo Subianto untuk jadi capres. Atau... Pak Anies Baswedan sendiri yang jadi capres dari Partai Gerindra atau jadi cawapres Pak Prabowo Subianto.

Wow... Inilah dunia, penuh kejutan, dan memang tidak ada yang abadi di dunia ini.


Baca juga (klik saja):
Jadi Viral, Tulisan Perempuan Cantik yang Dulu Pengagum Anies dan Sekarang Kecewa: 'Pak Anies, Saya Menyesal'

Kanjeng Dimas Mampu Menggandakan Uang



Marwah Daud Ibrahim, meraih master di American University, Washington DC, Amerika Serikat, jurusan Komunikasi Internasional (seorang doktor lulusan Amerika, bergelar Ph.D), mantan anggota dewan selama 3 periode, anggota ICMI (Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia), asisten peneliti UNESCO dan Bank Dunia,  Ketua Yayasan Dimas Kanjeng (Taat Pribadi), percaya bahwa Kanjeng Dimas bisa mengeluarkan uang. Biodata Marwah Daud Ibrahim bisa dibaca di sini (klik saja): Wikipedia dan Tribun.

Apa pun namanya, bisa mengeluarkan uang, menggandakan uang (intinya dari tidak ada, tiba-tiba bisa ada uang).

Logikanya: jika yang dimunculkan uang palsu, bisa dipidanakan sebagai pemalsu uang. Jika uang asli, dari mana datangnya uang ini? Tentu saja ambil uang yang bukan miliknya. Kalau uang miliknya sendiri (dari usaha legal), tentu klaimnya bukan menggandakan uang atau mengeluarkan uang, tapi hanya membagikan uangnya yang sudah terlalu banyak kepada yang membutuhkan. Kalau bisa mengeluarkan uang baru (uang asli dan bukan ambil punya orang lain), artinya pelanggaran hukum juga (yang boleh mengeluarkan uang hanya Bank Indonesia, dicetak oleh Perum Peruri).

Kalau bisa menggandakan uang, kok banyak yang lapor ditipu? Kalau bisa menggandakan uang, kenapa orang perlu menyetor uang? Dari uang pribadi yang ada saja digandakan, digandakan, digandakan,... Kalau bisa menggandakan, kok tidak bisa mengembalikan uang yang telah disetor? Tinggal gandakan saja dan kembalikan uang pengikutnya.

Ah... sungguh membingungkan jika dibahas secara logika.

Kisah tentang Anies Baswedan

Penulis termasuk satu dari banyak orang yang mengagumi beliau. Tokoh dengan banyak prestasi, termasuk tokoh intelektual muda dengan pemikiran yang mengagumkan. Salah satunya, beliau penggagas Indonesia Mengajar.

Tapi entahlah... beberapa hari setelah Pak Anies Baswedan jadi cagub dari Gerindra dan PKS, kok rasanya Pak Anies Baswedan berubah jauh dari yang selama ini penulis kenal (kenal dari media). Di media online juga banyak yang mengemukakan pendapat yang sama. Salah satunya Dewi Hapsari


Penulis sependapat. Hanya berpendapat saja, sangat mungkin penulis salah. Tapi, apa pun pilihan Pak Anies Baswedan, itu hak pribadi beliau. Hidup memang penuh pilihan, apa pun yang kita pilih, kita-lah yang akan menerima semua konsekuensi atas pilihan tersebut.  
 
Pertama adalah tidak disangka beliau jadi cagub dari Partai Gerindra dan PKS. Dan puncaknya saat baca berita dan lihat video ini:

Viral di Facebook, Foto Wajah Masam Anies Baswedan Saat Fadli Zon Baca Puisi

TRIBUNJATENG.COM - Anies Baswedan, mantan Menteri Pendidikan Indonesia ini bergabung dengan kubu Prabowo dalam Pilkada DKI 2017. 

Mencengangkan! 

Bagaimana tidak? 

Anies menjadi anggota tim sukses Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla (JK) pada Pemilihan Presiden Indonesia 2014 melawan pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. 

Anies diketahui sering mengkritik Prabowo, namun sekarang ia justru ada di kubu Prabowo bersama kelompoknya. 

Momen ini ditangkap dengan jeli oleh mata netizen. 

Mereka dapat merasakan ketidaknyamanan Anies berada di antara kubu Prabowo. 

Seperti unggahan status seorang pengguna Facebook, Birgaldo Sinaga. 

 Ia mendeskripsikan bagaimana wajah Anies saat berdiri tepat di samping Prabowo dan harus mendengarkan puisi karya seorang pentolan Partai Gerindra, Fadli Zon. 

Puisi yang berjudul Tukang Gusur itu bisa dibilang menyindir Gubernur Jakarta saat ini, Ahok. Wajah Anies yang tampak tak bersemangat seperti orang-orang di sekitarnya itu menarik simpati netizen. 

"Jakarta malam itu diguyur hujan. Dingin. Angin kencang melanda sebagian Jakarta. Cuaca dingin itu menambah dinginnya perasaan Anies yang tidak nyaman berada di sekumpulan orang-orang yang berbeda pikiran dan watak dengannya. Berbeda habitat. Berbeda siulan," tulisnya. 

"Sungguh saya melihat tontonan menyedihkan, miris. Saat Anies Baswedan dengan wajah tertekuk terdiam seribu bahasa ada goncangan batin terasa. Senyum getir menyungging di bibirnya. Gesture wajahnya seperti tidak sanggup menolak semua nada sinisme nyinyiran ala Fadli Zon. Sesuatu yang aneh di matanya. Musuh yang dulu dilawannya kini mengitarinya. Mengepungnya." 

"Malam itu, Anies seperti tampak bukanlah Anies yang kita kenal dulu saat sama-sama berjuang memenangkan orang baik, Jokowi." 

"Malam itu Anies serasa seperti patung Socrates yang mulutnya terkunci dengan tangan menutup mulut. Anies tertegun diam tidak berani untuk sekedar menghentikan sajak murahan itu agar dihentikan. Anies melawan hati kecilnya." 

"Wajahnya tegang dan tertekuk menggambarkan konflik batin berada di tengah tengah orang orang yang dulu ditentangnya. Berkali kali tangannya menutup mulutnya seakan menutupi kegalauan perasaannya saat mendengarkan puisi sampah itu. Perang batin berkecamuk di dadanya." 

Netizen pun ingat kata-kata inspiratif Anies Baswedan yang sering ia ucapkan dulu. 


"Malam itu, Anies si orang baik diam dan mendiamkan sajak penghinaan dari mulut Fadli Zon. Anies diam dan mendiamkan pesan pesan tak bermoral meluncur deras dari mulut penghasut." 

"Anies persis seperti perawan di sarang penyamun. Diam, membisu ketakutan atas gerombolan bergigi taring yang siap menerkam Anies jika berani melawan tindakan mereka."

Sumber: Tribun


 Mimik Wajah Anies Baswedan yang Bertolak Belakang dengan Wajah Para Pendukungnya


Ini videonya:


Klik ini untuk membaca komentar netizen


Ini puisi 'Tukang Gusur" karya Fadli Zon

Sajak Tukang Gusur 

Tukang gusur-tukang gusur. Menggusur orang-orang miskin. Di kampung-kampung hunian puluhan tahun. Di pinggir bantaran Kali Cilieung. Di rumah-rumah nelayan Jakarta. Di dekat apartemen mewah, mal yang gagah. Semua digusur, sampai hancur. 

Tukang gusur, tukang gusur. Melebur orang-orang miskin. Melumat mimpi-mimpi masa depan. Membunuh cita-cita dan harapan. Anak-anak kehilangan sekolah, bapak-bapaknya dipaksa menganggur. Ibu-ibu kehabisan air mata. 

Tukang gusur, menebar ketakutan di Ibu Kota. Gayanya pongah bagai penjajah. Caci maki kanan kiri. Mulutnya serigala penguasa. Segala kotoran muntah. Kawan-kawannya konglomerat. Centengnya oknum aparat. Menteror kehidupan rakyat. 

Ibu Kota katanya semakin indah. Orang-orang miskin digusur pindah. Gedung-gedung semakin cantik menjulang. Orang miskin digusur hilang. 

Tukang gusur tukang gusur. Sampai kapan kau duduk di sana. Menindas kaum dhuafa.

Tukang gusur, tukang gusur. Suatu masa kau menerima karma. Pasti digusur oleh rakyat Jakarta."


Lalu muncul jawaban puisi tersebut:

"Tukang Kabur"

Tukang kabur tukang kabur
Mengaburkan fakta apa yang sebenarnya ada
Bahwa rakyat miskin hanyalah alat propaganda
Mereka di pelihara bahkan dibina
Untuk mendulang banyak suara
Tukang kabur tukang kabur
Benarkah rusun rawa bebek menyedihkan ?
Tentu saja jika dilihat dari kacamata orang kaya
Yang hidupnya dari kaca ke kaca
Bukan dari mata mereka yang tiap hari rentan terserang malaria
Karena hidup berteman dengan eek yang mengambang dimana-mana
Tukang kabur, wahai tukang kabur
Bicaralah secara fakta
Bukan karena ambisi politik semata
Anda teriak ketika banjir melanda
Tapi ketika ada yang mencoba memperbaiki sekuat tenaga
Memperbaiki kerusakan yang selama ini dibina..
Anda teriak juga..
Tanyalah diri anda, wahai tukang kabur
Anda itu teriak untuk apa ?
Tukang kabur, duhai tukang kabur
Sebelum menilai orang lain
Lihat di dalam rumah sendiri
Tidakkah anda lihat banyak kader anda yang korupsi ?
Belum lagi yang keluar negeri minta fasilitasi..
Malu dong sama Mukidi..
Oh tukang kabur..
Memang sakitnya tuh disini
Ketika ada kader terbaik yang terpaksa lari
Karena tidak mau disetir dan dipaksa korupsi
Enak dong, anda bahagia dia gigit jari..

Duhai tukang kabur
Bernimpilah yang panjang
Untuk bisa menguasai negeri ini
Tapi fakta berbicara
Alih2 jadi macan asia
Ternyata hanya sibuk naik kuda
Salam tukang kabur
Lidahnu adalah harimaumu
Berkacalah yang baik
Tidak akan pernah menang
Orang yang sibuk mencela orang
Tapi dirinya sendiri belepotan..
Salam,
23 September 2016
MUKIDI. (*)

Belum reda kehebohan tentang sikap Pak Anies Baswedan yang serbasalah dan kikuk saat Fadli Zon baca puisi (Pak Anies sama sekali tidak menunjukkan wajah gembira seperti yang lain, juga tidak bertepuk tangan). Muncul pernyataan Anies Baswedan seperti ini yang membuat netizen bereaksi keras. Silakan klik untuk membaca beritanya:

Anies Baswedan: Sungai di DKI bersih program Fauzi Bowo sejak 2009

Ini reaksi netizen: Denny Siregar

Semua Karena Fauzi Bowo

Ini reaksi dari Faisal Rizki Andika (Pasukan Oranye):

Pasukan Oranye Bungkam Anies Baswedan yang sebut Program Sungai Bersih Jakarta Program Foke, Sadis!

Meme tentang hal ini, klik saja: Kaskus, Twitter: Hariadhinih dan Kai

Masih ingat bagaimana ucapan Pak Anies di video ini (saat itu Pak Anies bilang beliau sangat yakin pilih Jokowi, tak ada beban jika pilihannya Jokowi atau Prabowo). Pak Anies Baswedan mengatakan Jokowi yang terbaik dan harus didukung, sebaliknya (meski tidak secara langsung alias dengan bahasa sopan santun), Pak Anies bahkan menyinggung Pak Prabowo soal "bocor" dan Prabowo merupakan bagian dari Orde Baru dan lain-lain.

Bagaimana sekarang? Sekarang Pak Anies Baswedan justru jadi cagub dari Partai Gerindra (yang ketua umumnya Pak Prabowo Subianto), yang dulu disebutnya bukan pilihan yang baik

Penulis sangat berharap Pak Anies bisa membuat pidato untuk menjelaskan alasan beliau mau dicalonkan sebagai cagub dari Partai Gerindra dengan (seperti pidato di bawah ini, saat beliau mendukung Jokowi), agar kita bisa "melihat dengan sangat jelas" apa sebenarnya alasan di balik keputusannya tersebut. 

Jadi kita bisa tahu, ternyata Prabowo-lah yang baik dan benar (sehingga Pak Anies mau dicalonkan jadi cagub dari Partai Gerindra yang didirikan dan diketuai Prabowo, padahal dulu mengatakan Pak Prabowo "bukan orang baik"), dan ternyata dulu Pak Anies menjelaskan dengan sangat baik dan logis bahwa Pak Jokowi itu orang baik dan harus didukung itu adalah sebuah kesalahan besar.

Sikap bertolak belakang inilah yang membingungkan penulis. Semula mendukung Pak Jokowi, malah masuk dalam jajaran kabinet Presiden Jokowi (di luar sana ada Partai Gerindra yang jadi partai oposisi). Sekarang justru jadi cagub dari Partai Gerindra. Bukan mustahil, kelak Pak Anies jadi capres dari Partai Gerindra. Ini pasti membingungkan anak-anak muda yang hadir dan mendengarkan langsung pidato Pak Anies waktu itu (termasuk penulis yang mendengarkan dari video ini). 

Atau tidak perlu-lah mencari tahu alasan di balik keputusan Pak Anies karena ada ungkapan yang mengatakan, "Dalam politik tidak ada kawan abadi atau lawan abadi, yang ada kepentingan abadi"? 

Ini tautan videonya, tulisan warna merah (WAJIB ANDA KLIK).

Tiap melihat video dan mendengar apa yang diucapkan Pak Anies Baswedan ini, membuat penulis merinding!!!


Bagaimana menurut Anda???

Anda Sepakat Perkataan: Ruhut Sitompul, Muhaimin Iskandar, atau Ki Kusumo???



Kita tunggu saja, 
biar waktu yang membuktikan...

Yakin Ahok Menang, Ruhut Anggap Ocehan Amien Rais Tak Laku


TEMPO.CO, Jakarta - Politikus dari Partai Demokrat Ruhut Sitompul mengatakan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok akan menang dalam pemilihan kepala daerah DKI 2017. Meski banyak penolakan pada Ahok dan isu-isu SARA yang dikeluarkan, hal tersebut tidak menjadi masalah.

"Siapa yang bawa SARA mengenai Ahok, pasti akan menguntungkan Ahok," kata Ruhut saat dihubungi Tempo, Selasa, 20 September 2016.
 
Anggota Komisi Hukum Dewan Perwakilan Rakyat ini menuturkan langkah Ahok menuju DKI satu akan lancar. Sebab, dari hasil survei, nama dia selalu menjadi yang teratas. "Ahok sing ada lawan. Pasti menang," ucapnya.
Ruhut juga mencibir pernyataan-pernyataan tendensius beberapa tokoh kepada Ahok, seperti yang disampaikan Amien Rais.

"Pasti menang. Mau Amien Rais ngoceh kayak burung cucak rowo, ocehannya mana laku," kata dia.

Ia menambahkan, pernyataan Amien Rais cukup dianggap sebagai hiburan selepas senja. "Statement dia pasti akan menguntungkan Ahok," ujarnya.

Amien Rais menyatakan penolakannya bila Ahok menjadi gubernur lagi. Ia menganggap Ahok memiliki sifat yang arogan dan sombong. Ia bahkan menyamakan Ahok dengan sosok dajal, yakni makhluk akhir zaman yang disebutkan dalam agama Islam.

Ahmad Faiz

Sumber: Tempo

Muhaimin Iskandar Optimistis Agus-Silvi Menang Pilkada DKI



Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar optimistis pasangan Agus Harimurti-Sylviana Murni menang di Pemilihan Gubernur DKI Jakarta tahun 2017.

"Kami yakin Agus-Sylviana menang," kata Muhaimin usai menerima kunjungan jajaran DPD RI yang dipimpin GKR Hemas di Kantor DPP PKB, Jakarta, Rabu.

Menurut Muhaimin, koalisi PKB, Demokrat, PAN, dan PPP memilih mengusung putra mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu sebagai bakal calon gubernur setelah melalui perhitungan yang cermat dengan mempertimbangkan sejumlah aspek, termasuk hasil survei.

Meski demikian, Muhaimin tak mau meremehkan kekuatan petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Saiful Djarot dan pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno.

Oleh karena itu, kata Muhaimin, PKB akan menggerakkan seluruh kadernya di wilayah DKI serta keluarga besar NU untuk memenangkan pasangan Agus-Sylviana.

Ketika disinggung soal keberadaan Ketua PBNU yang juga mantan Ketua Umum GP Ansor Nusron Wahid di tim sukses Ahok-Djarot yang kemungkinan juga akan membawa warga NU mendukung petahana, Muhaimin tidak berkomentar banyak.

"Keluarga besar NU tahulah siapa Nusron itu. Tahu dalem-nya," kata Muhaimin diplomatis.

Terkait dengan tim pemenangan Agus-Sylviana, menurut Muhaimin saat ini masih didiskusikan oleh partai-partai pengusung.

"Kami sedang menyusun konsep pemerintahan DKI ke depan dan pemenangan calon," kata dia.

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani

Sumber: Antara

Ki Kusumo: Anies Baswedan-Sandiaga Uno Diprediksi Menang Satu Putaran

Banyak yang menilai, Ahok-Djarot masih susah dikalahkan dalam pilkada DKI pada Februari 2017 mendatang. Tapi tidak semua punya pendapat sama, setidaknya Ki Kusumo. Berikut hasil pilkada menurut Ki Kusumo. 

Untuk mencari tahu kebenarannya, kita tidak perlu menunggu terlalu lama. Kita cukup menunggu sekitar 6 bulan lagi untuk melihat apakah ramalan ini terbukti...



JAKARTA - Paranormal kondang Ki Kusumo datang ke KPU DKI Jakarta guna memberikan dukungan terhadap pasangan calon Anies Baswedan dan Sandiaga Uno. 

Meski pasangan tersebut belum resmi mendaftar, Ki Kusumo yakin bahwa Partai Gerindra akan mampu mengantarkan Anies dan Sandi sebagai Gubernur dan ‎Wakil Gubernur DKI Jakarta hanya dalam satu putaran di pilgub ibu kota.
"Saya sudah bilang ramalan, karena posisi saya duduknya di sini sekarang nih (bersama kader Gerindra). Karena saya duduk di sini jadi saya harus jawab Sandi (Sandiaga Uno) yang menang," kata Ki Kusumo di Kantor KPU DKI, Jalan Salemba Raya, Senen, Jakarta Pusat, Jumat (22/9/2016). 

Ki Kusumo mengaku, kedatangannya ke KPU DKI untuk melihat antusiasme warga DKI Jakarta dalam mendukung Anies dan Sandi. Dirinya pun akan mengkoordinir para selebriti Ibu Kota untuk memilih salah satu pasangan calon pada Pilkada nanti. 

"Saya sedang mengkoordinir kira-kira teman-teman saya syuting mau saya bawa ke mana (hak pilihnya)," pungkasnya. (aky)


Sumber: Okezone

Pilkada DKI yang Penuh Kejutan

Politik memang sukar diprediksi. Tidak ada kawan abadi ataupun lawan abadi. Yang ada mungkin hanya "kepentingan abadi".  

Pendaftaran pasangan cagub-cawagub DKI sudah ditutup. Ada banyak fakta yang mengejutkan publik. Banyak nama cagub yang beredar, banyak yang sudah dekalarasikan diri jauh-jauh hari, sudah mengunjungi banyak partai untuk pencalonan dirinya, sudah mengunjungi pasar dan pusat keramaian, tapi sampai detik-detik terakhir, namanya tidak juga muncul sebagai cagub dari salah satu parpol. Ada cagub DKI yang ditangkap KPK.

Yang paling mengejutkan publik, mungkin munculnya nama Anies Baswedan dan Agus Harimurti sebagai cagub (yang selama ini jauh dari pemberitaan). Muncul di detik-detik terakhir. Sedangkan nama-nama lain yang sudah wara-wiri di dunia nyata dan maya, malah tidak jadi cagub. Bahkan ada cagub yang sudah daftar ke KPU lewat jalur independen (perseorangan), tapi ternyata KTP yang dibutuhkan, ternyata sangat jauh dari yang disyaratkan (Ichsanuddin Noorsy).

Sandiaga Uno yang semula akan jadi cagub, akhirnya jadi cawagub. Hebatnya daya tarik pilgub DKI, 3 mantan menteri juga terjun jadi cagub: Adhyaksa Dault (mantan Menpora), Yusril Ihza Mahendra (mantan Menteri Sekretaris Negara Indonesia, Menteri Hukum dan Perundang-undangan Indonesia, Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Indonesia, yang juga Ketua Umum Partai Bulan Bintang/ PBB), dan Anies Baswedan (mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan). Bahkan Yusril dan Anies pernah jadi calon presiden. Yusril diusung Partai Bulan Bintang, Anies calon presiden dari Konvensi Partai Demokrat tahun 2014.

Uniknya lagi, semua cagub bukan "orang partai" (bukan pengurus partai): Ahok, Agus Harimurti, Anies Baswedan. Entah karena kaderisasi tidak berjalan dengan baik atau pertimbangan politis untuk meraih kemenangan, atau hal lain.

Siapa pun yang menang atau terpilih? Penulis pastikan, yang menang pasti si A! Entah ia:

Ahok
Agus atau
Anies


Dan yang paling menarik perhatian adalah kutipan berita berikut ini: 

 Presiden: Perwira TNI-Polri 
Jangan Bercita-cita Jadi Gubernur



Selasa, 22 Desember 2009 22:28 WIB
Surabaya (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengingatkan para perwira lulusan akademi TNI dan Polri sebaiknya tidak bercita-cita menjadi kepala daerah mulai dari tingkat gubernur, bupati, dan walikota.

Dalam pengarahan kepada taruna, pengasuh, dan perwira TNI-Polri di Graha Samudra Bumi Moro, Markas Komando Armada Kawasan Timur, Surabaya, Selasa malam, Presiden mengatakan adalah hal wajar dan benar apabila seorang prajurit berkeinginan untuk menjadi jenderal, laksamana atau marsekal, demi pengabdian yang lebih luas lagi kepada negara.

"Yang tidak benar kalau kalian memasuki akademi TNI Polisi lantas cita-citanya ingin menjadi bupati, waikota, gubernur, pengusaha, dan lain-lain. Tidak tepat," ujarnya.

Presiden mengatakan para taruna lulusan TNI dan Polri harus bercita-cita menjadi perwira yang berhasil di lingkungannya.

Namun, dalam mengejar karir menuju pucuk jabatan tertinggi, Kepala Negara mengingatkan agar mereka tidak menghalalkan segala cara atau menjatuhkan teman-teman sendiri untuk menghilangkan pesaing.

"Bisa saja dalam perjalanan kehidupan nanti ada dinamika, takdir, jalan kehidupan kalian memasuki profesi yang lain, tapi saya ingin hati dan pikiran kalian semua mulai besok saya lantik hanya satu ingin berbakti dan mengabdi di lingkungan TNI Polri dan berhasil menjadi perwira," tuturnya.

Menurut Kepala Negara, untuk itu Para taruna harus mau bekerja keras dan berjuang menjalankan tugas sebaik-baiknya.

"Hanya dengan cara itulah kalian berhasil menghadapi rintangan dan tantangan tugas yang tidak ringan," ujarnya.

Dalam pengarahannya, Presiden Yudhoyono menyampaikan tiga hal penting berdasarkan pengalamannya sendiri untuk dipegang para taruna selama perjalanan karir mereka.

Tiga hal itu adalah mengemban tugas apa pun di mana pun secara sungguh-sungguh dengan selalu memberikan yang terbaik, terus menerus belajar sendiri guna meningkatkan kemampuan, serta tidak pernah menyerah dalam mengatasi persoalan.

Bahkan sebagai seorang kepala negara pun, Presiden Yudhoyono mengatakan tiga hal itu masih ia pegang teguh hingga sekarang.

Sebanyak 1.092 taruna akademi TNi dan Polri lulusan tahun 2009 akan menjalani pelantikan dan pengucapan sumpah atau prasetya perwira (praspa) di Dermaga Ujung, Markas Komando Armada Kawasan Timur, Surabaya, pada Rabu 23 Desember 2009 dalam upacara pelantikan yang dipimpin oleh Presiden Yudhoyono sebagai inspektur upacara.

Taruna tersebut terdiri atas 275 taruna akademi militer, 195 taruna akademi angkatan laut, 123 aruna angkatan udara, serta 434 taruna akademi polisi dan 65 taruni akademi polisi.(*)
Editor: Ruslan Burhani

Sumber: Antara News

Terlibat Pemerasan, Direktur Narkoba Polda Bali Ditangkap




DENPASAR - Pengamanan Internal Polri (Paminal) Mabes Polri melakukan operasi tangkap tangan (OTT) terhadap Dir Narkoba Polda Bali Kombes Pol Franky Haryanto Parapat sekira pukul 22.00 Wita pada hari Senin 19 September 2016. 

Berdasarkan informasi yang didapat, Kombes Pol Franky Haryanto diduga terlibat dalam kasus pemotongan anggaran DIPA 2016 dengan barang bukti uang senilai Rp50 juta di brangkas Bensat. Selain itu, dia juga melakukan pemerasan tujuh kasus narkoba yang nilainya di bawah 0,5 gram. Franky meminta uang Rp100 juta kepada pengedar narkoba tersebut.

Kemudian satu kasus narkoba WNA Belanda dimintai satu buah mobil Fortuner tahun 2016.
Pihak Paminal Mabes Polri juga telah mengamankan rekaman APP Dir Res Narkoba Polda Bali pada tanggal 17 Agustus 2016 kepada anggotanya yang berisi memerintahkan anggotanya untuk mengamankan kasus narkoba yang barang buktinya di bawah satu gram. 

Hingga saat ini pihak Mabes Polri belum bisa dikonfirmasi terkait hal tersebut. Tim paminal Mabes Polri masih melakukan pemeriksaan di Bid Propam Polda Bali terhadap Kasubdit 2 dan 3 serta Bensat Dit Res Narkoba Polda Bali. 

"Kami belum mendapatkan informasi saya coba konfirmasi di Propam ya," terang Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Boy Rafli Amar kepada Okezone saat dikonfirmasi.(kha)

KPK Tetapkan Ketua DPD Irman Gusman Sebagai Tersangka

Beberapa fakta mengejutkan Irman Gusman, Ketua DPD RI:

Status di Twitter Irman Gusman: Kamis 15 September 2016. 
"Bertindaklah dengan niat muliamu itu. Sekecil apapun tindakan kita akan sangat berarti dibandingkan hanya diam dan menunggu.#HappyFriday." Irman Gusman @IrmanGusman_IG (ketua DPD = Dewan Perwakilan Daerah). 

Jumat dini hari (16 September 2016) Irman Gusman termasuk salah satu yang terjaring dalam OTT (Operasi Tangkap Tangan) yang dilakukan KPK.
Jumlah harta kekayaan Irman yang dilaporkan ke KPK saat menjadi Ketua DPD RI untuk yang kedua kalinya pada 3 Desember 2014 sebesar Rp 31.905.399.714 dan 40.995 dolar AS.

Saat OTT, uang yang diduga sebagai uang suap dari pasangan suami istri (pengusaha) XSS dan MMI yang berhasil disita hanya Rp 100.000.000!

Irman Gusman pernah menerima Bintang Mahaputera Adipradana berdasarkan Surat Keputusan Presiden Nomor 36 Tahun 2010 yang diberikan langsung oleh Presiden keenam RI, Susilo Bambang Yudhoyono kepada Irman pada 13 Agustus 2010.



TEMPO.COJakarta - Komisi Pemberantasan Korupsi menetapkan Ketua Dewan Perwakilan Daerah Irman Gusman sebagai tersangka atas dugaan suap terkait dengan pengurusan kuota gula impor. "Pemberian kepada IG terkait dengan kepengurusan kuota gula impor," kata Ketua KPK Agus Rahardjo di Gedung KPK, Sabtu, 17 September 2016.

Selain Irman, KPK menetapkan dua orang yang diduga sebagai pemberi suap menjadi tersangka. Dua orang itu adalah XSS, Direktur Utama CV SW, dan istrinya yang berinisial MMI. Dalam operasi tangkap tangan, KPK juga menahan WS, yang merupakan adik XSS. KPK juga menyita uang Rp 100 juta sebagai barang bukti.
Menurut Agus, penangkapan tersebut bermula saat XXS, MMI, dan WS mendatangi rumah Irman pada Jumat, 17 September 2016, sekitar pukul 22.15 WIB. Pada Sabtu dinihari pukul 00.30, ketiganya ke luar rumah. Saat itulah tim KPK mendekati ketiganya yang sedang berada di dekat mobil yang terparkir di halaman rumah Irman.

Tim penyidik KPK lantas meminta ketiganya masuk kembali ke rumah Irman. Saat berada di dalam rumah, tim meminta Irman membuka bungkusan berisi Rp 100 juta dengan lembaran Rp 100 ribu. Setelah itu, tim pun membawa keempatnya ke gedung KPK sekitar pukul 01.00 WIB. AMIRULLAH

Sumber: Tempo

abcs