Kisah 'Old Man' Penyumbang Rahasia di Sekolah Jepang Terungkap

Liputan6.com, Yamagata - Seorang pria yang selama 40 tahun mengirim donasi tanpa nama untuk pembelian buku di sebuah sekolah dasar mengungkapkan jati diri. Ia melakukan itu setelah mengetahui sekolah tempat ia memberikan uang tiap bulan akan ditutup musim semi mendatang.

Pria itu adalah Shoji Konno. Ia akhirnya bertemu dengan murid-murid sekolah tempat ia menyisihkan gajinya tanpa pernah absen, tiap bulan, selama 40 tahun. Konno adalah mantan pegawai yang tinggal di kota Sendai, Jepang.


Lahir di kota Haguro, ia lulus dari SD Hirose yang kini bernama Daisan Elementary School, di Perfektur Yamagata. 

Kisah amalnya bermula pada 1973. Saat itu, ia bersama pemuda Jepang lain mendatangi pelosok membantu warga. Saat itu Konno muda terenyuh dengan sekolah Daiyon Elementary School, sekolah cabang Daisan. 

Sekolah itu begitu kecil dan pilihan bukunya sedikit. Murid-murid harus berebut untuk membaca. Sedih dengan kondisi tersebut, apalagi kehilangan ayahnya saat bersekolah, membuat ia bertekad untuk melakukan sesuatu.

Saat Konno mulai bekerja setahun kemudian, pada 1974, ia bertekad mewujudkan janjinya. Tiap bulan, ia sisihkan gajinya sebesar ribuan Yen untuk donasi sekolah itu.

Di amplop yang berisi uang tunai itu, Konno selalu menuliskan 'Pria tua dari Tsuruoka', di dalamnya ia menulis surat bahwa uang itu diperuntukkan untuk membeli buku.

Kalau ditotal, pria yang kini berusia 68 tahun telah menyumbang 2,2 juta Yen kepada sekolah itu. Mereka pun kini telah mempunyai 1.500 buku berkat kebaikan hatinya.


Kisah 'Old Man' Penyumbang Rahasia di Sekolah Jepang Terungkap (The Mainichi Shimbun)  
  Tak hanya itu, tiap tahun, sekolah tersebut mengadakan festival 'Old Man' yang dipersembahkan bagi donatur rahasia itu sebagai tanda terima kasih kepadanya.

Dalam festival 'Old Man', tiap murid, guru dan orangtua membaca buku keras-keras. Namun, dengan jumlah murid yang menurun drastis,-- tahun ini hanya 24 orang--, sekolah itu tak punya pilihan untuk menutupnya.

Konno mendengar kabar itu. Saat itulah, ia memutuskan untuk mengakhiri donasi dan mengungkapkan jatidirinya, seperti dilansir dari The Mainichi Shimbun, Sabtu 5 Desember 2015.

Ia menuliskan panjang lebar kisah dan alasannya kepada sekolah tersebut menggunakan nama aslinya. Pihak sekolah dan administrasi daerah itu memintanya untuk datang dan bertemu para sisa murid dan alumni.

Festival 'Old Man' terakhir diadakan pada Jumat 4 Desember 2015. Konno hadir sebagai undangan. Murid kelas akhir bernama Mashiro Maruyama terpilih menjadi murid yang mengucapkan banyak terima kasih.

"Aku sangat bahagia setiap saat buku-buku baru tiba. Terima kasih atas kebaikan Anda selama 40 tahun yang telah menghidupkan imajinasi dan menambah pengetahuan kami," kata siswi berusia 11 tahun.

Konno awalnya enggan untuk datang. Ia takut kedatangannya akan merusak impian murid-murid itu.

"Awalnya aku khawatir kalau datang bakal merusak impian mereka," kata Konno.

"Namun ternyata, bertemu mereka, aku merasakan kebahagiaan yang mereka dapatkan dari membaca buku. Mereka telah mendapatkan tentang indahnya punya mimpi dan harapan," ujarnya penuh haru. Sekolah Daiyon akan bergabung dengan Daisan. Nama sekolah akan berganti menjadi Hirose Elementary School. Buku-buku hasil donasi 'old man' akan turut dibawa serta.

Terima kasih, Pak Tua...


Kisah nyata melakukan perbuatan tanpa pamrih. Semoga masih banyak orang-orang seperti ini...
 
Sumber: Liputan 6
0 Responses

Posting Komentar

abcs