Mengapa Teknologi Internet Tak Dimaksimalkan???

Yang ramai jadi pembicaraan sekarang ini adalah kasus pelecehan seksual seorang anak TK di Jakarta International School (JIS). Info lengkapnya, silakan klik: Bocah Korban Pelecehan: Stop, Please Don't Do That 



Dari info di media, ternyata sekolah ini tidak memiliki izin. Siapa yang bertanggung jawab mengontrol sekolah yang punya izin atau tidak dan tetap bisa beroperasi?

Peristiwa-peristiwa seperti ini (ada korban, baru ada tindakan) seringkali terjadi di banyak kasus.

Menurut penulis, sekarang teknologi informasi sudah demikian canggih, hampir setiap orang punya ponsel dan bisa akses ke dunia maya yang dapat memberikan informasi lengkap selama 24 jam nonstop dan mudah berinteraksi. Ada FB, Twitter, dan media sosial lainnya. Juga situs dan blog dengan aneka info yang mudah sekali menyebar dan mudah sekali berinteraksi.

Penulis memperhatikan salah satu aktivitas kerja walikota Bandung (Ridwan Kamil) di dunia maya via @ridwankamil yang dibantu @relawan_bdg yang sangat efektif dan efisien.  

Teknologi dimanfaatkan secara maksimal untuk memudahkan pekerjaan. Warga bisa berinteraksi langsung dan juga langsung bisa direspon oleh Kang Emil. 

Ada yang lapor jalan rusak, langsung di-mention ke dinas terkait, dalam waktu cepat sudah ada respon plus foto jalan rusak sedang diperbaiki. Begitu juga hal lain: ada yang buang sampah sembarangan, ada yang corat-coret fasilitas umum, ada kebakaran, ada banjir, ada gelandangan yang memprihatinkan, ada anak hilang, motor hilang, ada oknum yang minta biaya pengurusan dokumen di luar kewajaran, dan lain-lain. 

Penulis rasa, jika PNS yang "waras" akan berpikir puluhan kali jika ingin nakal (korupsi, misal dengan meminta biaya yang tak semestinya pada orang yang mengurus dokumen). Langsung dilaporkan ke Kang Emil dan langsung ditindaklanjuti. Korupsi bisa ditekan. Dan yang terpenting: Apa yang diucapkan, itu dilaksanakan. Yang dirugikan, silakan lapor dan ditindaklanjuti. Bukan lips service.

Saking enaknya (karena direspon cepat dan efektif), kadang ada yang iseng kirim tweet ke Kang Emil. Misalnya; Pak, kalau mau cari batagor yang enak, di mana ya? Atau ada yang sekedar menyapa dan minta ucapan ultah: Pak, saya hari ini ultah, minta ucapan dong. Dengan guyon-nya, Kang Emil pun merespon: Dong... (minta ucapan: Dong dan langsung direspon Kang Emil dengan ucapan: Dong). Hahaha... 

Balik ke kasus pelecehan seksual dan banyak kasus lain yang seringnya baru mendapat perhatian setelah ada korban.

Ada sekolah (TK) bertaraf internasional tapi tanpa izin operasi. Ada banyak vila berdiri tanpa IMB dan sudah lama berdiri tapi tidak ditertibkan. Ada banyak penjual obat dan kosmetik yang menjual obat tanpa izin edar dan membahayakan (biasa pakai nama berunsur China), ada calon TKI yang tertipu gagal berangkat dan uangnya dibawa kabur PJTKI yang ternyata tak ada izin operasional, ada lembaga keuangan yang mengumpulkan dana masyarakat lalu pelakunya menghilang dan ternyata lembaganya tidak punya izin, dan lain-lain. Atau ada pintu perlintasan kereta api tanpa palang dan tanpa penjaga.

Seharusnya ada media yang mengawal dan mengawasi hal semacam ini. Semua departemen menampilkan mana lembaga yang punya izin dan tidak (misal situs resmi depnaker memuat daftar PJTKI yang punya izin dan alamat lengkap serta nomor kontaknya di situs resminya, depkes memuat semua apotek dan toko obat yang punya izin, dan lain-lain). Masyarakat mudah mengakses info dari situs lembaga resmi yang bersangkutan. Media sosial resmi juga aktif memberi info dan merespon setiap pertanyaan.

Masyarakat dengan mudah bertanya, misal: Pak saya ingin menyekolahkan anak saya di sekolah A. Apakah statusnya terdaftar dan ada izin resmi dari depdikbud? Atau jika ada anggota masyarakat yang merasa curiga, bisa melaporkan.

Dengan info terpadu dan media sosial yang cepat merespon, peluang para penipu dan pelaku kriminal bisa dipersempit. Mungkin saja, instansi yang bersangkutan sulit memantau sekian banyak lembaga dari Sabang sampai Merauke, mana yang punya izin atau tidak. Dengan memajang info tersebut di situs resmi, masyarakat dapat informasi tersebut dengan mudah. Media sosial sangat efektif untuk media komunikasi agar semua pertanyaan, saran, info, laporan,... mudah ditindaklajuti.

Intinya, maksimalkan teknologi informasi untuk mencegah tindakan kejahatan. Selama ini  swasta yang cukup berperan untuk hal ini adalah radio Elshinta dan  MetroTV lewat WideShot. Bagaimana pendapat Anda?
1 Response
  1. Hendry F.Jan Says:

    The Geeks, terima kasih sudah mampir dan berkomentar.


    Salam,

    Hendry F.Jan
    www.rekor.blogspot.com

Posting Komentar

abcs