Hari Gini, Anda Masih RASIS???

Sebenarnya penulis agak segan menulis artikel yang terkait dengan SARA (Suku Agama Ras Antargolongan). Soalnya hal ini adalah hal yang sangat sensisitf dan bisa berakibat fatal.

Tapi ada perasaan ingin berbagi pandangan tentang hal ini. Sebelumnya penulis sudah pernah menulis artikel berjudul (silakan klik) "Kita Tidak Bisa Memilih..."

Sebelum "diskusikan hal ini" (sebelum Anda melanjutkan membaca artikel ini), sebaiknya kita sepakat dulu hal mendasar tentang ini. 

Ibarat ingin bermain sepak bola bersama, kita harus sepakat dulu semua peraturan sepak bola yang berlaku. Misalnya hanya kiper yang boleh menyentuh bola dengan tangan. Kalau tidak ada kesepakatan, bagaimana kita bermain? Anda yang bukan kiper menyentuh bola, penulis sebut pelanggaran, padahal menurut Anda itu tidak melanggar aturan. Kacau jadinya.

* * * * *
Yang penulis tahu, kita tidak bisa memilih kelahiran kita (lahir sebagai suku apa, di negara mana, di keluarga beragama apa, di keluarga kaya atau miskin, lahir normal atau memiliki keterbatasan,...). Apakah Anda sependapat? Jika ya, silakan lanjutkan, jika tidak, sebaiknya Anda tak perlu baca lagi artikel ini. 

Nah dari pernyataan di atas yang kita sepakati bersama, penulis tidak habis pikir dengan orang-orang yang masih berpikiran rasis (membenci orang karena ras-nya). Termasuk juga membenci orang karena agama-nya, bukan karena perilaku orang tersebut.

Jika Anda sepakat bahwa kita semua tidak bisa memilih kelahiran kita (jika bisa memilih, penulis yakin, tak ada orang yang memilih terlahir sebagai) orang:

  1. yang memiliki keterbatasan tubuh, 
  2. di keluarga dengan ras/ suku minoritas (Anda lahir di negara R yang mayoritas suku R, sedangkan Anda suku S)
  3. di keluarga beragama minoritas (Anda lahir di negara T yang mayoritas beragama T, sedangkan Anda beragama U)

Nah... mengapa kita harus membenci orang suku X atau agama X? Bagaimana jika Anda yang terlahir di suku X dan agama X tersebut? 

Sangat tidak adil jika Anda membenci, mengucilkan, memusuhi,... seseorang, semata-mata karena agama, ras/suku orang tersebut (yang kita sepakati bersama itu tidak bisa dipilih).

Yang penulis yakini, semua agama mengajarkan kebaikan. Jalankan ajaran agama masing-masing, hormatilah agama (juga suku/ras) lain.

Nilai paling hakiki terhadap seseorang adalah perbuatannya. Anda masuk surga atau neraka, bukan karena agama Anda, bukan karena suku/ ras Anda tapi karena perbuatan Anda.

Anda yakin jika sesorang beragama X (mungkin dalam menjalankan ritual ibadahnya dia sangat khusuk) tapi dalam perbuatan sehari-harinya ia melakukan segala kejahatan (korupsi merampok, mencuri, membunuh, memfitnah,...) ia akan tetap masuk surga? 

Kalau jawabannya TIDAK, artinya Anda sepakat bahwa seseorang masuk surga atau neraka bukan karena agamanya.

Kalau jawabannya YA, penulis mempertanyakan pikiran Anda. Agama mana yang menjamin seseorang tetap masuk surga meski ia selalu melakukan kejahatan???

Begitu juga tentang suku/ ras. Adakah Anda sepakat jika seseorang terlahir sebagai suku O atau ras O, dia pasti masuk surga meski selalu melakukan kejahatan seumur hidupnya?

* * * * *

Jangan benci atau memusuhi seseorang karena ia lahir sebagai suku/ ras tertentu, jangan benci atau memusuhi seseorang karena ia beragama tertentu karena itu "takdir" yang harus diterimanya sejak lahir. Ia (termasuk kita semua) juga tidak bisa memilih itu. 

Dengan dasar pemikiran yang sederhana seperti ini saja, seharusnya kita semua sepakat bahwa kita seharusnya menilai seseorang dari perbuatannya, bukan embel-embel yang lain.

Kalau sudah sampai di penghujung artikel ini (Anda tentu sudah sepakat karena Anda membaca dari awal hingga akhir), masih pantaskah Anda bersikap RASIS???
0 Responses

Posting Komentar

abcs