Rakyat Sudah Cerdas, Silakan Anda Bicara, Rakyat Bisa Menilai

Ridwan Saidi: Risma Mundur Saja dari Wali Kota Surabaya


Laporan Arif Wicaksono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Budayawan Ridwan Saidi, menuturkan  wacana mundurnya Walikota Surabaya, Tri Rismaharini atau Risma karena pengangkatan Wisnu Sakti Buana, sebagai wakil Wali Kota Surabaya tidak perlu dipersoalkan karena kinerja Risma juga tidak bagus-bagus amat.

"Risma itu siapa? Kerjanya gak bagus-bagus amat kok, dia juga mirip Jokowi yang dikatrol dengan popularitas," jelas Ridwan di Jakarta, Sabtu (22/2/2014).

Ridwan menambahkan bahwa selama ini memang berkembang adanya opini kemunduran diri Risma dari Wali Kota Surabaya. Dan jika itu terjadi maka Risma tidak bisa berbuat apa-apa.

"Sudah berkembang opini bahwa Risma harus mundur, jika itu terjadi maka Risma harus legowo," katanya.
Seperti diketahui, berkembang wacana kemunduran Risma karena adanya pengangkatan Wisnu Sakti Buana sebagai Wakil Wali Kota Surabaya. Pengangkatan ini mengundang polemik karena disinyalir tanpa melibatkan persetujuan Risma.

Sumber: Yahoo News

Negara demokrasi, semua orang bebas berbicara, tapi tentu Anda akan diminta pertanggungjawaban jika apa yang Anda bicarakan tidak sesuai fakta. 

Silakan klik tautan Yahoo News, di sana Anda akan melihat bagaimana penilaian para pembaca atas kutipan berita di atas.

Rakyat sudah cerdas, logika berpikir-nya sudah "jalan" (sudah tidak mudah dibodohi karena rakyat bisa menilai kinerja pemimpin dan hasil yang mereka rasakan). Silakan Anda bicara, rakyat bisa menilai.

Mengapa Begitu Sulit Mencegah Penipuan Berkedok Undian Berhadiah???

Sampai saat ini Anda masih menerima SMS yang menginformasikan Anda mendapat hadiah (padahal itu SMS penipuan)?  Penulis selalu menginformasikan SMS penipuan ini kepada kedua putra penulis. Bahkan ponsel mereka pun sering menerima SMS sejenis. Tapi sekarang lebih bervariasi, tidak hanya menang undian tapi juga: yang tolong kirimin pulsa dong, mama minta pulsa, uangnya kirim saja ke rekening ini, untuk bicara harga jual rumah hubungi suami saya, dan seterusnya).

Tulisan penulis tentang hal ini bisa dibaca di tautan berikut ini: Masih Mencoba Menipu via-SMS

Putra penulis bertanya-tanya, kalau itu penipuan, kita tidak tertipu, kok mereka (penipu) masih tidak jera menghabiskan uang untuk beli pulsa dan SMS ke calon korban. Bukan begitu, masih adanya SMS seperti ini mengindikasikan masih ada orang yang tertipu (kalau selalu gagal, pasti penipu sudah cari cara lain). Benar 'kan?

Entah berapa tahun yang lalu (mungkin sekitar 6-7 tahun lalu atau bahkan lebih), penulis pernah mengirimkan surat pembaca ke sebuah tabloid nasional. Tapi tidak jelas, apakah surat penulis dimuat atau tidak.

Penulis memberikan solusi sederhana, yang menurut penulis, akan sangat efektif mencegah aneka penipuan undian berhadiah ini.

Khusus untuk penipuan undian berhadiah, penulis menyarankan pihak yang berwenang (dulu departemen sosial yang memberi izin undian berhadiah, entah sekarang) agar

 MEWAJIBKAN PENYELENGGARA UNDIAN MENANGGUNG PAJAK DAN SEMUA BIAYA LAINNYA.

Mudah dan efektif, mencegah dari akar permasalahan. mengapa tak pernah terpikir hal demikian???

Yang pernah penulis lihat di TV adalah ikaln layanan masyarakat agar masyarakat berhati-hati jika mendapat SMS atau telepon mendapat undian berhadiah dan seterusnya.

Mengapa bukan mencegah di hulu (pangkal segala persoalan) tapi mencegah di hilir? Ibarat petasan atau dan VCD bajakan. Mengapa bukan tangkap/ tutup produsen petasan atau pembuat VCD bajakan? Tapi lebih sering menangkap penjual eceran dan pembeli?

Kalau mau menangkap penjual eceran dan pembeli, berapa banyak tenaga yang harus dikerahkan karena peredarannya sudah menyebar ke mana-mana?

Jika pemerintah tegas membuat aturan: SEMUA BIAYA DITANGGUNG PENYELENGGARA UNDIAN, nyaris semua persoalan selesai.

Misalkan saja sebuah perusahaan akan mengadakan undian dengan hadiah utama 1 mobil mewah (sebut saja BMW) dan pajak ditanggung pemenang, JANGAN BERIKAN IZIN. Mengapa karena melanggar peraturan (pajak dan biaya lain harus ditanggung penyelenggara).

Penyelenggara harus mengubah hadiah dan memperhitungkan biaya lain yang mungkin timbul dari undian tersebut. Misalnya? 
Pertama tentu soal pajak. Andai saja harga mobilnya Rp 600 juta dan pajaknya 10% (ini hanya andai, tak perlu ributkan perhitungannya, hanya untuk memudahkan saja).  Kalau pajak ditanggung pemenang, pemenang harus menyediakan Rp 60 juta rupiah baru bisa menerima hadiah tersebut. Dan... pemenang (misalkan undian dari kopi instan), pemenangnya bisa orang kalangan bawah seperti sopir angkot, pedagang kali lima, dan lain-lain. Dari mana mereka dapat uang Rp 60 juta rupiah??? Solusinya, penyelenggara undian harus menyediakan dana tambahan (Rp 60 juta untuk bayar pajak undian) atau hadiahnya diturunkan (misalkan hadiah mobil yang harganya sekitar Rp 500 juta dan pajaknya Rp 50 juta sehingga hanya terpakai Rp 550 juta). 

Kedua, jangan ada beban biaya lain. Misalkan saja pemenangnya dari kota yang terpencil (desa). Maka pihak penyelenggara harus mengantarkan hadiah sampai ke rumah pemilik (biaya dari penyelenggara). Pemanang terima bersih mobil di depan rumah!
Coba Anda bayangkan, pemenangnya berasal dari sebuah kota/ desa terpencil di Papua dan diharuskan mengambil hadiah ke ibukota provinsi. Berapa uang yang harus dikeluarkannya? Belum lagi pajak undian.

Jika dua hal ini dilakukan, setidaknya penipuan undian berhadiah dengan permintaan pajak dan ongkos kirim/ antar kendaraan tidak terjadi. Pemerintah hanya perlu memasang iklan layanan masyarakat bahwa SEMUA PAJAK UNDIAN DITANGGUNG PENYELENGGARA, PEMENANG TIDAK DIKENAKAN BIAYA APA PUN. Pemenang tinggal tunggu di rumah dan hadiah diantarkan sampai ke depan rumah Anda. Penyelenggara (semua perusahaan) pun tidak perlu pasang iklan: hati-hati penipuan undian...  dan seterusnya).

Jadi masyarakat lebih mudah mengenali calon penipu. Jika minta kirim pajak, ongkos kirim hadiah, itu pasti penipu.

Sekarang ini, masyarakat masih bingung, ada penyelenggara yang menulis: pajak ditanggung pemenang dan pajak ditanggung penyelenggara.

Logika berpikir sesederhana ini, apakah tidak pernah terpikirkan???

Mengapa selama ini pemerintah terkesan "membiarkan" penipu beraksi dan "membiarkan" rakyat (sudah puluhan, ratusan, atau mungkin ribuan) yang jadi korban penipuan. 


Bacaan terkait dengan hal ini:
  1. Agar Anda Tak Jadi Korban Penipuan SMS 
  2. Anda SMS Spam, Nomor Ponsel Anda Dipajang di Sini
  3. Call Center & Cek Pulsa Operator Selular
  4. Masih Mencoba Menipu via SMS
  5. Mengapa Begitu Sulit Mencegah Penipuan Berkedok Undian Berhadiah??? 
  6. Mengenal Nomor Operator Selular dari 4 Nomor Awalnya
  7. Rekaman Terlucu di Dunia (Tidak Tertawa, Uang Kembali). Hehehe
  8. Waspada Penipuan: Pura-Pura Transfer Tapi Gagal 

Apa Alasan Ibu Risma Akan Mundur dari Jabatan Wali Kota Surabaya???

Isu Risma Mundur: 
Risma Tidak Tersinggung Disebut Wali Kota Cengeng


Solopos.com, JAKARTA — Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini yang akrab disapa Risma mengaku tidak tersinggung jika ada pihak yang menyebutnya sebagai wali kota cengeng.

Risma belakangan ini memang jadi sasaran awak media massa untuk diekspose. Celakanya, ekspose tersebut justru dilakukan saat Risma tengah diterpa musibah menyusul pengunduran diri wakilnya yang ikut Pilkada Jatim dan berbuntut dengan pemilihan wakil wali kota baru yang ternyata pernah mencoba merongrongnya saat awal kepemimpinannya sebagai wali kota.

Maka, tatkala kini Risma kerap muncul di media massa, saat itu dia kerap terlihat mudah meneteskan air mata. “Tidak apa-apa saya dibilang cengeng, saya tidak mengurusi soal itu,” kata Risma ketika dijumpai wartawan seusai mengadakan pertemuan dengan Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (20/2/2014).

Bagi Risma, terdapat persoalan yang jauh lebih penting daripada hanya memikirkan atau mengurusi opini orang lain tentang dirinya. “Terserah orang mau omong apa, yang penting saya hanya ingin mengurusi warga Surabaya,” tegasnya.

Risma, Kamis ini mengadakan pertemuan dengan Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso untuk menyampaikan pandangan terkait kegamangannya terkait pengangkatan Wakil Walikota Surabaya Wisnu Sakti Buana. Wisnu Sakti Buana adalah wakil wali kota baru Surabaya. Sebelumnya, politikus PDI Perjuangan adalah wakil ketua DPRD Surabaya yang terlibat upaya pendongkelan Risma, akhir tahun 2010.

Pelbagai media massa mencatat jelas upaya pemakzulan Risma oleh Wisnu yang kini adalah wakil wali kota itu. Bahkan ensiklopedia online Wikipedia mencatat jelas anggapan Mendagri Gamawan Fauzi bahwa alasan pemakzulan Risma adalah hal yang mengada-ngada. Bahkan disebutkan kabar yang menyebutkan bahwa perubahan sikap para politikus PDIP yang semula mengusung pencalonan Risma sebagai wali kota dan kemudian mencoba melengserkannya itu disebabkan banyaknya kalangan DPRD Kota Surabaya yang tidak senang dengan sepak terjang politik Risma.

Risma terkenal tidak kenal kompromi saat maju berjuang membangun Kota Surabaya. Ia bahkan menolak keras pembangunan tol tengah Kota Surabaya yang dinilai tidak akan bermanfaat untuk mengurai kemacetan dan lebih memilih meneruskan proyek frontage road dan MERR-IIC (Middle East Ring Road) yang akan menghubungkan area industri Rungkut hingga ke Jembatan Suramadu via area timur Surabaya yang juga akan bermanfaat untuk pemerataan pembangunan kota.

Tetapi, bukan karena Wisnu adalah pendongkelnya pada tahun 2010 silam, kini Risma mempersoalkan naiknya politikus PDIP menjadi wakil wali kota. Risma merasa ada yang janggal dengan prosedur pengangkatan Wisnu. Menurut dia, ada prosedur yang dilanggar dalam pengangkatan Wisnu sebagai wakilnya.

Perbedaan pendapat itu bahkan membuat Risma berniat mengundurkan diri dari jabatan wali kota Surabaya karena emoh turut bertanggung jawab atas perbuatan yang tak turut dilakukannya. Namun, upaya dukungan agar Risma membatalkan niat mundurnya itu terus bermunculan dari berbagai kalangan, termasuk dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Sumber: Solopos


Catatan:
Penulis bukan warga Surabaya, tapi melihat kerja Ibu Risma, penulis salut. Ibu Risma adalah satu dari sedikit pemimpin di negeri ini yang mengabdi demi kepentingan rakyat, bukan hanya pintar ngomong dan bekerja untuk kepentingan pribadi, kelompok, dan partai. 

Lihatlah bedanya, jika pemimpin lain disuruh mundur pun tetap bertahan (mempertahankan jabatannya dengan berbagai cara), pemimpin yang dicintai rakyat seperti Ibu Risma yang hendak mundur karena masalah prinsip (tetap membela kepentingan rakyat), dibela rakyat (dengan gerakan #SaveRisma).

Apa pun pilihan Ibu Risma, penulis dukung. Apa yang kita lakukan di dunia ini, nanti akan diminta pertanggungjawabannya. Memang berat meninggalkan rakyat yang begitu mendambakan pemimpin yang prorakyat, tapi jika masalahnya sangat prinsip, apa boleh buat. Apa pun yang dipilih, semoga itulah yang terbaik. 


Baca juga (klik saja): Sebab Kami Menyayangi Ibu Tri Rismaharini 

Jokowi, Ahok, Ridwan Kamil, dan Risma

Seumur hidup penulis (sudah 40 tahun lebih), baru akhir-akhir ini penulis merasa optimis dengan keadaan negeri ini akan menjadi lebih baik. Fakta yang terungkap di media dan kondisi di lapangan memang membuat kita frustasi. 

KPK terus menangkap para koruptor, tapi kasus korupsi yang tidak pernah berhenti. Dari jabatan rendah sampai pucuk pimpinan. Dari hal-hal bernilai kecil sampai bernilai miliaran (atau mungkin triliunan) dikorupsi. Apa yang tidak dikorupsi? Bantuan untuk korban bencana dan pengungsi pun dikorupsi. Dana untuk keperluan pembangunan fisik (jalan- gedung,...) sampai pengadaan barang keagamaan pun (pengadaan Al Quran) pun dikorupsi. Apa lagi yang ditakutkan koruptor negeri ini?

Jokowi Widodo (Jokowi), Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) pasangan gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta, Ridwan Kamil (Kang Emil), dan Ibu Tri Risma Harini (Ibu Risma) wali kota Surabaya adalah sedikit putra terbaik bangsa yang memberikan harapan. Mungkin masih ada lagi (tapi yang pasti tidak banyak jika dibanding dengan pejabat yang korup dan selalu mendahulukan kepentingan pribadi, kelompok, dan partainya).

Semoga saja mereka semua (juga yang putra bangsa terbaik lainnya yang tak terekspos media) tetap bertahan dengan segala kebaikannya dan muncul untuk membangun bangsa yang besar, kaya sumber daya alam (kata Koes Plus: "...Orang bilang tanah kita tanah sorga, tongkat kayu dan batu jadi tanaman...") dengan segudang kelebihannya, kelebihan alam dan sumber daya manusianya, sehingga menjadikan bangsa ini makmur dan sejahtera.  Bukan hanya segelintir orang yang kaya dan mayoritas rakyatnya menderita.

Semoga mereka (Jokowi, Ahok, Kang Emil, Ibu Risma,...) panjang umur, sehat, dan selalu dalam lindungan-Nya. Pasti banyak yang tidak suka dengan kejujuran dan kerja keras mereka dan ingin menjatuhkan mereka dengan segala cara, tapi semoga saja jauh lebih banyak yang suka dan membela mereka. 

Penulis tidak fanatik dan membela mereka mati-matian, mereka tetaplah manusia dan pasti masih memiliki kekurangan dan kesalahan. Tapi yang penulis tidak habis pikir, sebegitu kerasnya mereka bekerja untuk kepentingan rakyat, masih saja orang yang selalu menilai negatif apa pun yang mereka kerjakan. 

Jika manusia sekualitas mereka pun masih belum cukup (yang menurut penulis sudah "super" dibandingkan pejabat korup yang telah ada selama ini), manusia seperti apa lagi yang mereka butuhkan? Dan satu lagi, jauh sebelum mereka muncul (saat masih dipimpin pejabat korup), ke mana saja para kritikus ini??? Kok tidak selantang sekarang??? Ada apa ini???



Inilah Sosok Pemimpin Idaman Rakyat
Jokowi - Ahok - Kang Emil - Ibu Risma
(tunggu sebentar, fotonya ada di bawah ini)

Jangan Janji Bila Anda Tak Yakin Dapat Menepatinya

Minggu, 02 Februari 2014 kami membeli Lenovo IdeaTab A1000 di Okeshop (counter di dalam Carrefour mal Paris van Java), Bandung. Penulis tanya berbagai hal tentang tablet tersebut kepada cowok penjaga counter setelah ia menjelaskan segala keunggulan produk tersebut. Jika ada problem sederhana yang tidak saya ketahui, boleh ya saya tanya ke Mas lewat BBM? "Oh boleh Pak" jawab pramuniaga tersebut. Lantas penulis meminta pin BB-nya (dia mendiktekan: "Pin android saya 7604A205") dan saat itu juga penulis add

Dia (yang penulis baca di nota pembelian tertulis nama Obi) bilang, "Nanti saya approve Pak." "Oke" jawab penulis. Lalu kami sekeluarga melanjutkan belanja keperluan sehari-hari di Carrefour.

Singkat cerita, ada hal yang ingin penulis tanyakan (menemui beberapa kendala teknis yang tak ada penjelasannya di buku panduan). Hingga seminggu kemudian, permintaan pertemanan saya tidak juga diterima. Penulis coba mampir ke situs Okeshop dan menuliskan keluhan tentang hal ini serta meninggalkan alamat email, tak juga ada tanggapan.

Sebagai pembeli, penulis kecewa. Entah nomor pin BB siapa yang diberikan Obi kepada saya. Saya coba hapus dan add ulang, tetap saja tak dikonfirmasi. Jika Anda tidak ingin direpotkan dengan pertanyaan seputar produk (yang sangat mungkin tidak Anda kuasai*), sebaiknya bilang saja, jika ada permasalahan, silakan hubungi nomor telepon sekian. Tidak perlu beri pin BB dan berjanji akan approve padahal kenyataannya tidak. mas, janji adalah hutang, dan jangan berjanji jika Anda tidak yakin dapat menepati janji.


* Catatan: 
Anda terlihat tidak begitu menguasai pengetahuan tentang produk yang akan Anda jual. Anda mengatakan produk tersebut tak dapat digunakan untuk menelepon, padahal salah satu ikon di menu tersebut ada gambar telepon.

Kiriman Abu Vulkanik Gunung Kelud Sampai ke Bandung





abcs