Ini beberapa berita yang penulis kutip dari media online:
Berita seperti itu tentu sudah sering kita dengar, razia PSK, PKL, minuman keras, narkoba (baik di luar maupun di dalam lapas), barang bajakan, dan lain-lain tidak maksimal karena bocor. Lingkup kecil saja, razia di sekolah (ponsel dengan isi gambar atau video porno, narkoba, sampai hal sepele seperti rambut siswa yang gondrong) terkadang bocor.
Ehm... kok bisa bocor? Menurut logika berpikir penulis, pengambil keputusan tentulah pucuk pimpinan. Tentu saja akan digelarnya razia seperti yang diberitakan di atas, hanya dibicarakan di kalangan terbatas. Semakin sedikit yang tahu, semakin baik. Lebih bagus lagi, hanya pucuk pimpinan yang mengambil keputusan secara mendadak (saat itu juga).
Misalkan akan razia PKL. Pucuk pimpinan langsung minta anak buahnya siapkan mobil, ajak sekian orang dan minta naik ke mobil, pimpinan duduk di depan, perintahkan "sopir" untuk jalan tanpa harus memberitahukan tempat tujuan. Hanya instruksikan lurus, belok kiri atau belok kanan. Bahkan, sebelum jalan, seharusnya ponsel dikumpulkan dulu agar bawahan tidak bisa berkomunikasi dan membocorkan info razia.
Sama halnya seperti pejabat yang akan sidak (inspeksi mendadak), hal ini harus dilakukan mendadak (sesuai namanya). Kalau sampai bocor, semua yang terlihat hanya yang indah-indah saja. PNS datang pagi-pagi ke kantor, semua bekerja di meja masing-masing, melayani masyarakat dengan baik, dan lain-lain. Tidak ada mempersulit masyarakat yang datang, tidak meminta bayaran sekian dulu baru dikerjakan, tidak menunda-nunda atau meminta persyaratan di luar ketentuan yang akan berujung nego tarif.
Lalu, kira-kira dari mana sumber kebocoran? Tentu dari siapa saja yang mengetahui info akan adanya razia tersebut. Jika ada 10 orang yang diajak rapat untuk hal tersebut, ya kemungkinan besar salah satu, salah dua, salah tiga,... dari 10 orang tersebut. Kalau begitu, orang dalam dong? Apa untungnya mereka membocorkan? No comment
Bagaimana pendapat Anda???
Posting Komentar