Masih Pantaskah Disebut Manusia yang Berhati Nurani...???

Miris membaca berita di Yahoo News "Bocah Balita Terlindas Mobil, Orang Tak Peduli" dan lebih miris lagi ketika melihat tayangan video-nya. Sejak menyaksikan tayangannya, seharian perasaan penulis tidak karuan.

Yue Yue, anak perempuan kecil berusia 2 tahun yang terlepas dari pengawasan orangtuanya berjalan menyeberangi jalan raya persis di depan toko milik orangtuanya di Kota Foshan, Cina Selatan. Ia tertabrak mobil van dan terlindas. Setelah terlindas ban depan, sopir tak berperikemanusiaan itu bukannya turun dan menolong tapi malah melindasnya sekali lagi dengan ban belakang. Kemudian Yue Yue dilindas truk lagi. Gilanya lagi, orang yang lalu lalang diam saja.

Ada binatang (misalkan kucing tertabrak pun), seharusnya ada yang menolong. Setidaknya memindahkannya ke tepi jalan, bukan dibiarkan saja atau malah melindasnya lagi. Dari komentar pembaca berita di internet, ada yang berargumen orang takut menolong karena takut malah jadi tertuduh (penabraknya). Ya, kalau yang berkendara, yang berjalan kaki? Cukup teriak saja agar orang di sekitarnya tahu ada anak kecil tertabrak dan sekarat.

Dari sekian orang yang lalu lalang (seakan tak ada kejadian apa-apa padahal bocah malang itu terbaring berdarah-darah meregang nyawa), hanya Chen Xianmei, seorang nenek yang berprofesi sebagai pemulung yang peduli.

Kini Yue Yue terbaring di rumah sakit. Menurut berita, dokter mengatakan Yue Yue dalam keadaan koma dan tak mungkin bertahan hidup. Bahkan ada yang memberitakan Yue Yue sudah meninggal. Tapi berita (update 17 Okt 2011, 8:41 AM) di Shanghailist menyatakan Yue Yue masih hidup. Bertahanlah Yue Yue, semoga nyawamu bisa diselamatkan.

Tautan

Update berita di Shanghailist yang menyatakan
Yue Yue masih hidup.
(Silakan klik gambar di atas ini untuk memperbesar gambarnya.)

Pelajaran dari kejadian ini:
  1. Orangtua jangan lengah menjaga anaknya, apalagi anak balita.
  2. Seorang pemulung (yang sering dipandang sebelah mata) lebih mulia hatinya daripada orang-orang di sekelilingnya yang berlalu lalang tanpa berbuat apa pun.
  3. Harusnya kita lebih peduli kepada sesama.


Yue Yue dalam perawatan tim medis. (sumber: Shanghailist)

Ini links ke video YouTube-nya (silakan klik):
Masih Pantaskah Disebut Manusia yang Berhati Nurani...???
atau lihat video di bawah ini:


Update:
Setelah seminggu koma (sejak Kamis, 13 Oktober 2011) akhirnya Jumat, 21 Okt 2011 Wang Yue (Yue Yue) meninggal dunia. Silakan baca di: Seminggu Koma, Balita Cina Yue Yue Meninggal dan Yue Yue Meninggal, China Tuntaskan Penyelidikan.

Selamat jalan Yue Yue...




Yue Yue semasa hidup (sumber: Thedailywh)


Yue Yue (semasa hidup) bersama Mama (sumber: Gugling)


Yue Yue bersama Papa dan Kakak Laki-Lakinya (sumber: Sesawi)

TautanChen Xianmei, Sang Penolong (sumber: Leonhart90)


Bacaan Referensi:
  1. Blog Rekor
  2. Gugling
  3. Kaskus

Tahan Sejenak Amarah Anda

 


Dalam suatu perjalanan, kereta api memperlambat lajunya dan berhenti di sebuah stasiun. Naiklah seorang ibu dengan 2 anaknya yang masih kecil-kecil ke dalam salah satu gerbong.

Penumpang sudah cukup padat. Beruntung sang ibu dan kedua anaknya bisa mendapatkan tempat duduk.

Awalnya kedua anak kecil itu duduk tenang. Tak lama kemudian, mereka mulai berlarian sambil berteriak-teriak.

Mereka juga naik ke tempat duduk, menarik bacaan para penumpang. Keduanya membuat suasana jadi gaduh dan tidak nyaman.

Setelah cukup lama menahan diri, seorang bapak yang duduk di sebelah sang ibu menegur, "Bu, kenapa Anda membiarkan saja kedua anak Anda membuat ribut dan mengganggu seisi gerbong?"

Seakan baru tersadar, sang ibu menjawab perlahan, "Saya masih bingung bagaimana menjelaskan kepada mereka begitu kami sampai di rumah sakit untuk menjemput jenazah ayahnya."

Ternyata sang ibu mendapat pemberitahuan bahwa suaminya sudah menjadi jasad di rumah sakit karena meninggal dalam sebuah kecelakaan. Dia sekarang dalam perjalanan dengan anak-anaknya ke rumah sakit.

Seketika si bapak yang bertanya terdiam. Segera dari mulut ke kuping tersebar informasi tersebut dan semua penumpang yang tadinya merasa terganggu, berganti iba dan bersimpati.

Alih-alih marah kepada anak-anak yang gaduh dan ibunya yang terlihat cuek, sebagian penumpang malah mulai ikut bermain dan bercanda dengan kedua anak itu.

Setelah mengetahui lengkap/persis apa yang terjadi, reaksi penumpang berbalik 180 derajat.

Demikianlah dalam kehidupan. Mengetahui lengkap dibanding hanya sebagian, sangat mungkin membuat perbedaan respon seseorang terhadap suatu masalah/kejadian.

Di saat Anda mau marah, jika memungkinkan, cobalah tahan sejenak dan cari tahu lebih banyak. Dengan tambahan informasi, mungkin kemarahan Anda jadi batal sehingga tidak muncul penyesalan kemudian.


Kiriman Oei Cipta Wijaya via BBM


Sumber foto: Ilustrasi kecelakaan dan Suasana di dalam kereta api

Bagaimana Logika Berbahasa Seperti Ini???

Penulis bukanlah pakar bahasa Indonesia, hanya suka mengamati dan berusaha menggunakan bahasa Indonesia secara baik dan benar.

Kemarin (10-10-2011) waktu menjelajah dunia maya, penulis menemukan berita, yang menurut penulis kurang bagus. Bukan soal isi beritanya, tapi kalimat yang dituliskan di sana terasa tidak berhubungan (bingung dengan logika berbahasa penulis berita tersebut). Berita tersebut dari (silakan klik tulisan warna merah dan biru ini untuk mengeceknya): Kapan Lagi, yang kemudian dikutip Yahoo News. Judul berita tersebut: Poppy Dharsono Cerita Kenangan Terakhir Moerdiono.

Ini kutipan alinea ke-4 dari Yahoo News tersebut:

"Pesan dari bapak, kita harus berupaya tetap sehat. Sakit itu menyedihkan. Sakit kurang baik, jadi hidup sehat dari sekarang. Bapak orangnya disiplin, sistem kementerian itu diterapkan di rumah. Setelah ini saya selalu design baju," ujar Poppy.

Coba Anda perhatikan tulisan yang dicetak tebal. Bagaimana logikanya cerita disiplin lalu desain baju. Yang menulis berita tidak teliti, yang mengutip ceroboh. Klop!

Penulis juga menuliskan komentar di Yahoo News, jadi sangat mungkin, setelah mereka baca, tulisan berita itu bisa diralat. Jadi biar ada buktinya, ini penulis lampirkan untuk Anda. Untuk memperbesar, silakan klik pada gambar.

Untuk memperbesar tampilan, silakan klik pada gambar.
 
Berita di Kapan Lagi
(yang sudah dibaca: 2.146 kali)


Berita di Yahoo News




Komentar Penulis di Yahoo News
(lumayan ada 2 yang kasih jempol)





Sumber: Kapan Lagi


Setelah membacanya, apa pendapat Anda? Silakan berikan komentar Anda di bawah ini.

Mata Hati = Kata Hati

Semalam (Senin, 10-10-2011) penulis sempatkan untuk menyaksikan tayangan Mata Hati yang dipandu Mas Maman Suherman dengan bintang tamu Widyawati. Pada episode pertama, penulis hanya sempat menyaksikan sekilas.

Waktu pertama menyaksikan tayangan Mata Hati (setelah diberitahu Mas Maman via SMS), saya langsung teringat Hitam Putih-nya Deddy Corbuzier. Apanya yang mirip? Sama-sama mewancarai artis, setting panggungnya sama (bintang tamu duduk di sofa di sisi kiri, host di meja di sisi kanan), dan kepala host-nya sama-sama gundul!

"Ya Mas, memang setting panggungnya sama dengan Ray Leno, tapi percayalah acaranya akan berbeda" begitu salah satu balasan SMS Mas Maman. Kami akan mengambil sisi yang berbeda, begitulah inti percakapan saya dengan Mas Maman via SMS.

Penulis percaya itu. Mas Maman memang baru di layar kaca, tapi di dunia media, beliau bukan orang baru. Beliau sudah banyak makan asam garam dunia media massa. Pernah jadi wartawan, sampai jadi pemimpin redaksi SeRu! (sudah almarhum hehehe) yang juga terbitan Kompas Gramedia. Juga sempat punya acara Pasti SeRu! di TV7 saat stasiun TV tersebut masih milik Kompas Gramedia sebelum diambil alih Trans Corp. dan berubah nama jadi Trans7. Sempat mencapai posisi bagus di Avicom (lalu mundur karena mempertahankan prinsip, jadi kayak almarhum Sophan Sophiaan nih), dan sekarang muncul sebagai pembawa acara Mata Hati di KompasTV (balik ke Kompas Gramedia lagi). Dulu di belakang layar, sekarang di depan layar.

Mata Hati mengingatkan penulis akan jingle iklan Kompas yang dulu pernah penulis dengar di iklan, yang sepotong syair-nya: "...Kompas Mata Hati, Kompas Kata Hati..."

Episode semalam menampilkan Widyawati sebagai bintang tamu dan menghadirkan 2 sahabat pasangan sejati Sophan Sophiaan - Widyawati: Hengky Sulaiman dan Slamet Rahardjo Djarot.

Memang agak berbeda bila pewawancara adalah mantan wartawan. Pertanyaan bisa lebih mendalam/ pribadi dan banyak tahu karena memang dulunya pernah mewawancarai narasumber (bukan hanya titipan daftar pertanyaan yang tinggal dibacakan atau info yang dibacakan adalah data yang berhasil dikumpulkan oleh tim produksinya). Ini sedikit perbedaan yang penulis lihat.

Mas Maman juga "sedikit jahil" dengan membacakan data Sophan Sophiaan yang salah (baca: sengaja disalahkan) untuk memancing seberapa jauh Widyawati mengenal sepak terjang belahan jiwanya yang dipertemukan di film Pengantin Remaja tersebut.


Sesuai nama acaranya, Mata Hati, penulis berharap acara ini bukan sekedar wawancara dengan tokoh terkenal, tapi lebih menampilkan sisi humanis sang bintang tamu yang selama ini belum (atau jarang tergali), dengan pendekatan mata hati - kata hati (bicara dari hati ke hati) antara host dengan narasumber.

Ada hal baru yang penulis dapatkan dari Mata Hati episode ini. Penulis jadi tahu sikap jujur seorang Sophan Sophiaan lewat penuturan istri dan kedua sahabatnya. Sikap jujur tanpa kompromi yang tak banyak kita temukan di negeri tercinta ini, hingga beliau memilih mundur dari Ketua Fraksi PDIP di DPR karena melihat begitu banyak ketidakjujuran terjadi di sekelilingnya. Orang di sekitarnya diam saja, tapi almarhum tidak bisa tinggal diam, beliau tetap pada prinsipnya dan itulah sebabnya beliau memutuskan mundur. Hari ini, penulis tambahkan foto Sophan Sophiaan di posting lama penulis, (silakan klik): Masih Adakah Teladan Negeri Ini???


Buat Mas Maman, konsep acara sudah bagus, sekarang tinggal pilihan pemirsa. Tampil di jam tayang Primetime, iklan masih sedikit, adalah tambahan keunggulan Mata Hati. Apakah tampil seminggu sekali (Senin, 21.00-22.00 WIB) juga keunggulan lain sehingga lebih "dikangenin" daripada acara sejenis yang tampil 5 hari dalam seminggu? Semua kembali ke selera pasar (pemirsa). Ada kalanya, acara bagus tapi tetap tak disukai pemirsa. Akankah Mata Hati banyak diminati pemirsa, rating tinggi (lalu iklan banyak ya?), dan akan tayang terus? Penulis berharap, semoga Mata Hati disukai pemirsa dan bertahan lama. Sukses selalu Mas Maman...


NB: Mas Maman, KompasTV sudah bisa dinikmati di seluruh Indonesia belum ya?


Pasangan sejati: Widyawati & Sophan Sophiaan
(sumber foto: Kompas)



Mata Hati yang dipandu Maman Suherman (Sumber: KompasTV)


Ray Leno mewawancarai
Halle Berry (sumber: Allcurious)

Mengapa Alamat Korban ditulis Lengkap oleh Media???

Waktu browsing, penulis menemukan berita berjudul: Takut Diperkosa, Juara Nyanyi di Beijing Lompat dari Angkot di Yahoo News. Alamat korban ditulis lengkap dari gang, RT, RW, nama daerah baru terakhir Pulogadung, Jakata Timur.

Banyak pembaca yang langsung bereaksi. Apa maksud wartawan menuliskan alamat lengkap korban? Bukankah ini bisa membuat korban diancam atau menjadi korban kejahatan berikutnya. Apakah korban terpaksa harus pindah rumah gara-gara pemberitaan tersebut?

Berita tersebut dikutip dari Tribun News: Takut Diperkosa, Juara Vokal di Beijing Lompat dari Angkot. Penulis langsung cek ke Tribun News, ternyata beritanya berbeda.

Menurut penulis, kemungkinan besar memang awalnya Tribun News (penulis: Nurmulia Rekso Purnomo, editor: Johnson Simanjuntak) agak teledor dengan menuliskan alamat lengkap korban (yang langsung di-copy paste oleh Yahoo News), tapi karena protes dari pembaca, langsung alamat tersebut dihilangkan.

Kini justru Yahoo News yang mencantumkan alamat lengkap korban. Buat media massa, seharusnya lebih teliti dalam menurunkan berita. Khusus media online, para editor juga harus sering memantau beritanya. Begitu melihat banyak komentar pembaca, seharusnya editor segera bisa bertindak dengan memperbaiki (dalam hal ini menghilangkan bagian yang akan merugikan korban).

Korban yang sudah jatuh, sangat mungkin akan ditimpa tangga dengan pemberitaan seperti ini.


Berikut ini potongan tersebut yang penulis ambil dari kedua situs berita Yahoo News dan Tribun News. Untuk memperbesar, silakan klik pada gambar di bawah ini:


Berita versi Yahoo News yang dikutip dari Tribun News
(alamat korban memang sengaja penulis hapus
dengan tinta warna merah)


Berita versi Tribun News


Beberapa komentar pembaca Yahoo News

Shgyn: Antara Komputer, Sulap, dan Fotografi

Shgyn (pasti Anda bingung, bagaimana membaca nama ini). Shgyn dibaca Sigin. Namanya unik, tanpa huruf vokal. Orangnya? Menurut saya cenderung pendiam, itu kesan pertama. Kalau sudah kenal dan ngobrol, orangnya asyik.

Saya mengenal Shgyn (kalau tak salah ingat dari internet, di milis para penggila sulap). Shgyn waktu itu seorang guru di sebuah SMA swasta di Bandung. Dari ngobrol via dunia maya, SMS dan telpon, akhirnya bertemu langsung dan main ke rumahnya yang berada tak jauh dari stasiun kereta api Bandung (Jl. Kebun Kawung). Diskusi kami tak jauh dari sulap dan komputer/ internet, karena memang pada dua hal ini kesamaan kami. Shgyn adalah seorang webmaster.

Saat anak sulung penulis berulang tahun, Shgyn juga hadir, bukan hanya sekedar tamu tapi juga jadi fotografer dan isi acara dengan kemahiran tangannya bermain sulap. Anda belum pernah lihat aksi sulapnya? Silakan lihat video YouTube tentang aksi sulap Shgyn (klik saja): Magic of Shgyn (aksinya yang diiringi musik Chariot of Fire dari Vangelis).

Setelah itu Shgyn hijrah ke Jakarta, kerja di bidang IT di sebuah perusahaan besar. Kami masih sering kontak baik via SMS maupun FB. Kalau penulis ada problem tentang komputer dan internet, Shgyn adalah salah satu teman yang sering jadi tempat penulis bertanya. Dari FB-nya, penulis tahu akhir-akhir ini Shgyn sedang menggilai fotografi. Ada cerita tentang hunting foto dan upload hasil karyanya di FB.

Kemarin, saya lihat di FB-nya, ada ucapan selamat. Selamat atas apa ya? Wow... foto jepretan Shgyn keluar sebagai juara pertama pada Canon Photomarathon Indonesia 2011. Jadi juara pertama dari sekitar 2.000 peserta tentu sesuatu yang luar biasa. Shgyn berhak mendapat hadiah k
amera DSLR Canon EOS 60D BODY dan Photo Clinic 8 hari ke Tasmania, Australia. Wow... Selamat buat Shgyn. Salut atas kerja kerasmu yang menghasilkan karya berkualitas dan berkelas.

Berikut ini foto karya Shgyn juara pertama untuk tema: Asri dan foto karya Rus Mulyadi yang jadi juara pertama tema Kering. Untuk memperbesar, silakan klik fotonya.



Asri karya Shgyn


Asri karya Rus Mulyadi




Kedua pemenang #CPMI2011 yang berhak mendapatkan hadiah Photo Clinic ke Tasmania, berpose bersama Joe Kamdani selaku Founder PT.Datascrip. Rus Mulyadi kiri, Shgyn Liong kanan.

Foto-foto lain (juara harapan dan lain-lain), silakan klik: CPMI 2011 dan daftar lengkap pemenang CPMI 2011 (Yogyakarta dan Jakarta) bisa dilihat di: Canon Asia

Sekali lagi, selamat buat Shgyn, sukses selalu...


NB: Anumodana buat Novi Muljana yang sudah mampir, baca, dan berkomentar. Ayo yang lain, kasih komentar dong...
abcs