Anda Berani Melawan Arus???

Banyak yang berujar, "Saya hanya mengalir saja. Tidak ngotot mau ini itu." Maksudnya tentu orang ini bekerja dengan sebaik mungkin lalu berserah diri pada Tuhan. Terserah saja bagaimana hasilnya. Intinya tidak terlalu ngotot dalam memperjuangkan sesuatu.

Dalam kesempatan lain, penulis mendengar "Seperti halnya ikan, yang ikut arus itu ikan mati. Jadilah seperti ikan salmon yang berenang melawan arus, bahkan melompati air terjun."

Rekan kerja penulis lain lagi, "Kalau ingin berenang melawan arus, berenanglah di tepian. Kalau Anda tidak kuat melawan arus, Anda bisa segera berpegangan dan tidak hanyut terbawa arus."

Prinsip tersebut tidak ada yang lebih benar. Semua tergantung kita. Mana yang lebih pas untuk kita, itu yang kita jalani.

Dalam kehidupan bermasyarakat, hidup berlawanan dengan arus (meski itu benar), tentu tidak mudah. Terlebih yang kita lawan itu jumlahnya jauh lebih banyak. Kita yang benar, bisa terlihat seperti orang salah yang nekat.

Seorang rekan kerja penulis yang lain berujar, "Ada 3 orang yang tidak boleh Anda lawan. Pertama: orang berkuasa, kedua: orang kaya, dan ketiga: orang gila.

Kita melihat banyak orang-orang yang gigih berjuang demi kebenaran (bukan pembenaran), tapi tak banyak yang sukses. Perjuangan tidak mudah, terlebih berlawanan dengan orang yang berkuasa. Sebut saja pejuang HAM: Munir.

Lalu ada Inu Kencana Syafiie, yang gigih berjuang membongkar kebobrokan di Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) tempat beliau mengajar. Posting ini terinspirasi ketika membaca berita tentang Pak Inu Kencana.

Salut buat para pejuang yang berjuang menegakkan keadilan di muka bumi. Berjuang pantang menyerah dan tak takut apa pun demi menegakkan kebenaran dan keadilan. Resiko apa pun berani mereka hadapi. Anda ingin baca info terbaru tentang Inu Kencana yang menginspirasi penulisan posting ini? Silakan klik: Inu Kencana Terpaksa Berbagi Tempe

0 Responses

Posting Komentar

abcs