Kebetulan Mirip, Terinspirasi atau Plagiat ???

Putra penulis mendapat tugas untuk menghafal dan menyanyikan lagu daerah Tapanuli: Rambadia. Waktu Dhika mulai latihan menyanyi, barulah penulis teringat, inilah lagu yang selama ini penulis maksudkan.

Waktu kami mendengar lagu "Teman Biasa" Janji Band, penulis merasa lagu tersebut (reffrain-nya) mirip dengan lagu daerah. Penulis tak bisa mengingat judul maupun syair lagu daerah tersebut, hanya mendendangkan melodi atau bersiul nada lagu daerah tersebut. Tanya sana-sini, juga tak ada yang tahu.

Nah... sekarang baru ketemu. Silakan Anda dengarkan: "Teman Biasa" Janji Band dengan lagu Rambadia. Ternyata, lagu Salam Rindu-nya Tipe-X pun sama. Hanya kebetulan mirip, terinspirasi, atau memang menjiplak/ plagiat, silakan Anda atau pakar musik yang menilai. Penulis hanya mengemukakan pendapat.




















Sekalian melengkapi posting ini, penulis googling, wah... ternyata banyak sekali lagu Indonesia yang diduga menjiplak lagu asing. Ini daftarnya yang penulis dapatkan dari situs Lautan Indonesia (hanya lagu plagiat tingkat parah yang penulis tampilkan di sini). Daftar ini baru sebagian, kalau mau lengkapnya, silakan klik: Lautan Indonesia. Silakan dilihat deh...


  1. Agnes Monica - Hanya Menunggu >> plagiat Justin T - Lovestonned *
  2. Andra & The Backbone - Jalanmu Bukan Jalanku >> plagiat Vertikal Horizon - Everything You Want
  3. Andra & The Backbone - Sempurna >> plagiat Keane - Eveybody's Changing, Kansas - Dust in the Wind, W - Shiroi iro wa Koibito no iro *
  4. Angkasa - Datang dan Hilang (Seperti Hantu) >> plagiat The Cranberries - Promises *
  5. Aura Kasih - Mari Bercinta >> plagiat Eve feat.Sean Paul - Give It To Me
  6. BCL - Karena Kucinta Kau >> plagiat Celine Dion - Goodbye's (The Saddest Word)
  7. Bondan - Bunga >> plagiat Mel C - Never Be The Same Again
  8. Caffein - Demi Cintaku >> plagiat U2 - Stuck In A Moment You Can't Get Out Of
  9. Caffein - Tiara >> plagiat U2 - Stay
  10. Dewa - Arjuna Mencari Cinta >> plagiat The Police - Roxanne
  11. Dewa - Pangeran Cinta >> plagiat Led Zeppelin - Immigrant Song
  12. Dewa 19 - Cintaku tertinggal di Malaysia >> plagiat Queen - Ruthless
  13. Dewa & Chrisye - Jika Surga Dan Neraka >> plagiat Stephen Simmonds - Tears Never Dry, Portishead - Glorybox
  14. Dewi sandra - I Love You >> plagiat Anna Tsuchiya - Lovin' You
  15. D’Masiv - Cinta Ini Membunuhku >> plagiat MCR - I Don’t Love You
  16. D’Masiv - Cinta Sampai di Sini >> plagiat Lifehouse - Into The Sun
  17. D’Masiv - Dan Kamu >> plagiat Switchfoot - High Over Heels
  18. D’Masiv - Jangan Menyerah >> plagiat Muse - Falling Away With You
  19. D’Masiv - Lukaku >> plagiat Incubus - Drive
  20. Domino - Siapa Yang Pantas >> plagiat Muse - Starlight
  21. Drive - Kita Hanya Berteman >> plagiat The Killers - Mr. Brightside
  22. Erren (Kangen Band) - Takkan Pisah >> plagiat Steelheart - She’s Gone,, Nike Ardilla - Bintang Kehidupan *
  23. Fahmi Shahab - Kopi Dangdut >> plagiat Julio Iglesias - Moliendo Café
  24. Hello - Di antara Bumi >> plagiat Maroon 5 - Wake Up Call
  25. Hello - Nuansa Kota >> plagiat Maroon 5 - Can't Stop
  26. Hello - Pejuang Cinta >> plagiat Maroon 5 - Makes Me Wonder
  27. Hello - Ular Berbisa >> plagiat Maroon 5 - Makes Me Wonder
  28. Jikustik - Selamat Malam >> plagiat Linkin Park - Paper Cut
  29. Joenar Arif - Rapuh >> plagiat Leona Lewis/Jesse Mc.Cartney - Bleeding Love
  30. Kobe - Pesta Rakyat >> plagiat LP - Runaway
  31. Maggna - Denganmu Aku Bahagia >> Mew - King Christian
  32. Mahadewi feat.Mulan Jameela - Cinta Mati 2 >> plagiat Sergio Mendes - Real Life
  33. Maia feat.Cinta Laura - Pengkhianat Cinta >> plagiat Jewel - Intuition
  34. Maliq & D'essentials - Masih Tersimpan >> plagiat Arctic Monkeys - 505 *
  35. Marvell - Seperti Kapas >> plagiat Paramore - Crushcrushcrush
  36. Melly Goeslaw - Dunia Milik Berdua >> plagiat Avril Lavigne - Sk8er Boi
  37. Melly Goeslaw - Falling in Love >> plagiat I Think I Love You (OST full house)
  38. Melly Goeslaw - Ku Bahagia >> plagiat Shades Apart - Stranger By The Day
  39. Melly Goeslaw - Tak Tahan Lagi >> plagiat T.A.T.U - Not Gonna Get Us
  40. Mulan Jameela - Makhluk Tuhan Paling Sexy >> plagiat Muse - Time is Running Out
  41. Mus Mujiono - Gengsi Dong >> plagiat KC & The Sunshine Band - Baby Give It Up
  42. Netral - Garuda Di Dadaku >> plagiat Avril Lavigne - Everything Back But You
  43. Nidji - Biarlah >> plagiat MCR - Welcome to The Black Parade
  44. Nidji - Heaven >> plagiat Blondie - Maria
  45. Nidji - Shadows >> plagiat Muse- Starlight
  46. Pangeranku - Sang Pangeran >> plagiat The Police - Every Little Thing She Does Is Magic *
  47. Pas Band - Biarlah >> plagiat The Nixons - Sister
  48. Peterpan - Di Atas Normal >> plagiat Muse - Jimmy Cane
  49. Peterpan - Kisah Cintaku >> plagiat One Republic - Say All I Need
  50. Pinkan Mambo/ Kertas Band - Kekasih Yang Tak dianggap >> plagiat v6 - Change The World (OST.Inuyasha)
  51. Potret - Diam >> plagiat Weezer - Say It Ain’t So
  52. Potret - Mak Comblang >> plagiat Supergrass - Alright
  53. Radja - Bulan >> plagiat The Cure - Friday Im in Love
  54. Radja - Tulus >> plagiat Stevie Wonder - Lately
  55. Radja - Gak Ada Waktu >> plagiat T2 - Malu Malu Dong, Tip-X - Salam Rindu, Potret - Mawar
  56. Rasti - Cuma Coba Coba >> plagiat Aqua - Doctor Jones
  57. Ratu - Lelaki Buaya Darat >> plagiat Chantal Kreviazuk - Another Small Adventure
  58. Rebecca - Tanpamu >> plagiat Liz Phair - Why Can't I
  59. Sahrul Gunawan - Janji >> plagiat All 4 One - Smile Like Monalisa *
  60. SO7 - Anugrah Terindah >> plagiat Boyzone/ Cat Steven/ Yusuf Ibrahim - Father & Son
  61. SO7 - Karna Aku Setia >> plagiat Oasis - (What’s The Story) Morning Glory
  62. SO7 - Percayakan Padaku >> plagiat The Beatles - Blackbird
  63. SO7 - Saat Aku Lanjut Usia >> plagiat The Beatles - When I’m Sixty Four
  64. The Adly’s - Hari Yang Suci >> plagiat Vanessa Carlton - A Thousand Miles *
  65. The Ginans – Memujamu >> plagiat Radiohead – Nice Dream
  66. The TitANs – Jangan kau sakiti >> plagiat Cranberries – Zombie
  67. Titi DJ - Bahasa Kalbu >> plagiat Nikka Costa - First Love
  68. T-Five - MIRc >> plagiat House Of Pain - Jump Around
  69. Ungu – Yang Pertama >> Potret – Bagaikan Langit
  70. Vagetoz - Saat Kau Pergi >> plagiat MUSE - Sing For Absolution
  71. Vierra - Bersamamu,, Dewi Lestari - Peluk >> plagiat Westlife - Close
  72. Vierra - Dengarkan Curhatku >> plagiat Lost Prophet - Rooftop
  73. Vierra - No >> plagiat Blink 182 - Man Overboard
  74. Vierra - Perih >> plagiat Ayumi Hamasaki - Daybreak, Kelly Clarkson - Breakaway, Steven Curtis Chapman - Remembering You (OST Narnia)
  75. TQLA - Jangan Bilang Bilang >> plagiat Timbaland feat Nelly Furtado & Justin Timberlake - Give It To Me
Di dunia yang hampir tanpa batas dengan adanya teknologi internet, ditambah lagi harga HP (ponsel) yang semakin murah, dunia sudah ada dalam genggaman tiap orang. Semua kejadian di belahan dunia mana pun, dapat diketahui dalam hitungan detik. Dengan fakta ini, penulis rasa pencipta lagu yang ingin jadi plagiat, seharusnya berpikir ulang seribu kali. Tindakan tidak terpujinya pasti akan ketahuan, hanya tinggal tunggu waktu saja. Lain halnya kalau plagiat lagu ini dilakukan 30 atau 40 tahun lalu.

Ayo Berpikir Kreatif !!!

Penulis suka dengan segala sesuatu yang unik, tak biasa. Why? Ya, tentu saja karena hal yang tidak biasa itu menarik. Semua yang tidak biasa itu menarik? Tidak juga. Banyak juga yang tidak biasa tapi tak menarik. Yang penulis sukai adalah hal tak biasa/ unik, menarik, dan mendidik.

Banyak teman yang sering bertanya kepada penulis, bagaimana caranya agar bisa tercatat di Muri (Museum Rekor dunia Indonesia)? Saran penulis? Sebaiknya lakukan sesuatu yang unik, menarik, dan mendidik. Jangan ikut latah membuat yang terbesar. Mengapa? Kalau sekedar buat yang terbesar, terpanjang, terberat, dan sejenisnya, banyak yang bisa dan rekor Anda akan terancam setiap saat. Selain itu, tentu saja biayanya yang tidak sedikit.

Penulis mencontohkan undangan dan souvenir pernikahan penulis yang unik dan tercatat di Muri. Dana untuk mencetak keduanya tergolong standar, malah biayanya di bawah standar (tidak pakai kertas yang mewah). Hanya bermodalkan kreativitas. Atau "mas kawin" pernikahan kami yang isinya hanya Rp 10.000 (sepuluh ribu rupiah) dan pemilihan tanggal pernikahan kami yang tidak biasa (20 Maret 2003 yang jatuh pada hari Kamis, kalau dipestakan pada malamnya jadi malam Jumat he...3x). Tapi kalau dituliskan dengan angka, tanggal pernikahann kami adalah 20-03-2003 atau biasa kami tuliskan 2003 2003 atau cukup 2003 saja. Ingat tanggal dan bulan pernikahan, pasti ingat tahunnya, begitu pula se baliknya. Silakan lihat fotonya di bawah ini atau untuk cerita selengkapnya, silakan klik links berikut: Undangan Unik.




Melalui tulisan ini (juga tulisan lain dengan labels "Berpikir Kreatif"), penulis mengajak Anda untuk berpikir kreatif. Memandang sesuatu dari sudut yang tak biasa, menghasilkan sesuatu yang tak biasa, unik, menarik, dan mendidik. Semoga saja tulisan-tuisan ini bisa menularkan virus kreatif. Semoga bermanfaat.

Benci = Cinta, Percayakah Anda???

Anda pernah mendengar istilah "Benci tapi rindu"? Mulut mengucapkan benci, tapi hati merindukan orang tersebut. Atau kata benci diplesetkan jadi benar-benar cinta.

Ada juga kisah cinta yang diawali dari benci. Mula-mula Anda benci sekali terhadap orang itu, tapi akhirnya Anda malah jatuh cinta dan menikah dengan orang tersebut?

Di tangan seorang kreatif, benci = cinta, benar-benar bisa diwujudkan dalam kenyataan berupa sebuah desain. Kata benci yang dalam bahasa Inggris-nya Hate ditulis sedemikian rupa, kalau Anda lihat di cermin, kata tersebut berubah jadi cinta (Love). Luar biasa!!!

Tidak percaya? Silakan lihat foto di bawah ini. Kreatif 'kan?





Sumber foto: Hate = Love

Masih Adakah Teladan Negeri Ini???

Rabu malam, 9 Feb 2011 saya menyaksikan acara "Mata Najwa" di MetroTV episode "Krisis Pendekar Keadilan." Tayangan itulah yang kembali mengingatkan saya untuk menuliskan posting ini. Sebelumnya penulis telah berniat menuliskan posting ini ketika menyaksikan "Kick Andy" yang menampilkan sosok Hoegeng, mantan Kapolri, namun karena kesibukan akhirnya terlupa. Sekarang penulis tuntaskan niat tersebut.

Di tengah gencarnya berita tentang mafia pajak dan mafia hukum, korupsi yang merajalela di segala bidang, penulis "merinding" menyaksikan Mata Najwa episode Krisis Pendekar Keadilan, juga saat menyaksikan tayangan K!ck Andy episode Tribute to Hoegeng.

Penulis menuliskan sedikit profil mereka, yang menurut penulis sangat patut jadi teladan untuk kita semua. Tegas dalam bersikap, tak pernah takut siapa pun dalam melaksanakan amanat, termasuk presiden sekali pun. Siapa saja sosok teladan yang pernah ada di negeri ini, simak tulisan di bawah ini...
Hoegeng Imam Santoso (lahir di Pekalongan, Jawa Tengah, 14 Oktober 1921 – meninggal 14 Juli 2004 pada usia 82 tahun)

Ini sedikit cuplikan tentang beliau:

  1. Di Indonesia ini hanya ada tiga polisi jujur, yakni polisi tidur, patung polisi, dan Hoegeng. Begitulah setidaknya menurut Abdurahman Wahid alias Gus Dur. Anekdot mantan presiden RI ini sekaligus sindiran karena cuma Hoegeng satu-satunya polisi jujur.
  2. Waktu pindah tugas ke Medan, rumah dinasnya sudah dipenuhi perabotan mewah oleh pengusaha di sana. Beliau menyuruh anak buahnya mengeluarkan semua benda tersebut dan menaruhnya di pinggir jalan. Setelah hanya tersisa inventaris rumah dinas saja, barulah beliau mau menempati rumah tersebut.
  3. Perusahaan motor merek Lambretta pernah mengirimkan dua buah motor, beliau segera meminta ajudannya untuk mengembalikan barang pemberian itu.
  4. Beliau tidak mengijinkan anggota keluarganya menggunakan fasilitas negara (fasilitas jabatan beliau). Tugas ke mana pun, beliau tidak membawa serta istrinya.
  5. Sampai pensiun pun beliau tidak mampu membeli rumah. Setelah pensiun, beliau hidup dengan bermain musik Hawaiian di TVRI dan menjual lukisan karyanya.
Antikorupsi tanpa kompromi. 

Video tentang beliau bisa dilihat di (klik saja):
  1. Riwayat Hidup Pak Hoegeng Imam Santoso: Sang Polisi Teladan
  2. Sekilas Sosok Teladan: Pak Hoegeng Imam Santoso, Polisi Antikorupsi



Sumber: Kick Andy, Kaskus, Kaskus
, Wikipedia



Baharuddin Lopa (lahir di Pambusuang, Balanipa, Polewali Mandar, Indonesia, 27 Agustus 1935 – meninggal di Riyadh, Arab Saudi, 3 Juli 2001 pada usia 65 tahun)
Ini sedikit cuplikan tentang beliau:


  1. Beliau tak pernah mau menerima parsel. Menurut putrinya, pernah ada yang mengantar parsel, ayahnya belum pulang. Namanya anak-anak, kami curi-curi mengambil coklat dan membungkus kembali parsel tersebut. Tapi ayahnya tahu. Menurut Abun Sanda, sahabat beliau, beliau sampai menanyakan di supermarket mana bisa membeli coklat itu. Setelah dapat, dimasukkan lagi, lalu dikirim kembali kepada si pemberi.
  2. Urusan makanan juga sangat adil, kata Abun Sanda. Waktu makan bersama, ketika tahu Abun mendapat 1 ikan, beliau 2 ikan, beliau membaginya sama rata. Bukan hanya terhadap sahabatnya, terhadap sopirnya pun demikian.
  3. Tak seperti para petinggi Republik yang tiba-tiba saja kebanjiran “hibah” semasa menjabat, Lopa mesti menabung sen demi sen gajinya untuk merenovasi rumah sederhananya di pinggiran Kota Makassar, di Jalan Merdeka 4. Salah satu tabungannya adalah sebuah celengan berisi uang receh. Abraham Samad, pengacara Ketua Komite Antikorupsi Sulawesi Selatan, bercerita pernah melihat Lopa membuka sejumlah celengannya. Ternyata uang itu belum cukup untuk membeli balok kayu dan batu. “Terpaksa pembangunan rumahnya ditunda dulu,” tuturnya mengenang. Padahal, ketika itu Lopa telah menjabat sebagai Direktur Jenderal Lembaga Pemasyarakatan (Dirjen Lapas).
  4. Untuk membeli sebuah mobil dengan harga termurah (yang diberi harga Rp 25 juta) saja beliau terpaksa mencicil selama 3 tahun 4 bulan. Beliau juga menolak ketika pengusaha mobil tersebut (Jusuf Kalla) akan menjual mobil tersebut seharga Rp 5 juta saja. Satu-satu keringanan yang dimintanya adalah boleh mencicil dan mohon tidak ditagih karena beliau hanya bisa mencicil semampunya.
  5. Kisah lain dituturkan oleh sahabat dan rekan kerjanya Prof Dr. Ahmad Ali Guru besar Fakultas hukum Unhas: Aisyah, salah satu putrinya, juga punya pengalaman unik. Pada 1984, ia menjadi panitia sebuah seminar di kampusnya, Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin. Kekurangan kursi, Aisyah datang ke kantor ayahnya untuk meminjam kursi di aula Kejaksaan Tinggi Sul-Sel. Sebagai jawabannya, Lopa menarik salah satu kursi lipat dan memperlihatkan tulisan di baliknya. “Ini, baca. Barang inventaris Kejaksaan Tinggi Sul-Sel, bukan inventaris Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin. Jelas toh, ini milik kejaksaan dan tidak bisa dipinjamkan,” kata Lopa.

Sumber: Antenna, Tempo, Kompasiana, Tokoh Indonesia, Wikipedia, baca juga Blog Selokartojaya


Yap Thiam Hien (lahir di Koeta Radja, Aceh, 25 Mei 1913 – meninggal di Brusel, Belgia, 25 April 1989 pada usia 75 tahun)Ini sedikit cuplikan tentang beliau:

  1. Menurut Adnan Buyung Nasution, Yap tegas, jujur, dan tak takut siapa pun. Pernah kami sedang mengantri di bandara. Antrian begitu panjang, tiba-tiba seorang Jendral nyelonong dan langsung ke paling depan. Yap berteriak keras "Jendral, keluar! Orang antri sepanjang ini, Anda mau enaknya sendiri."
  2. Masih menurut Buyung, Yap sering mengatakan: "Kalau Anda ingin menang berperkara, jangan pilih saya jadi pengacara Anda. Tapi kalau Anda ingin mencari keadilan, boleh pilih saya." Beliau (Yap) tidak mau menghalalkan segala cara untuk menang. Biar yang jadi polisi, hakim, dan jaksa adalah temannya, dia menjalankan profesinya dengan jujur.
  3. Yap telah menjadi teladan dan guru bagi banyak advokat terkenal di negeri ini. Semangat juangnya untuk menegakkan keadilan dan hak asasi manusia (HAM) diukir dalam lambang Yap Thiam Hien Award dengan semboyan "Fiat Justitia, Ruat Caelum" yang artinya tegakkan keadilan, sekalipun langit runtuh. Sejak tahun 1992, secara cara kontinu, Yayasan Pusat Studi Hak Asasi Manusia memberikan Yap Thiam Hien Award kepada pejuang hak asasi manusia di Indonesia.
  4. Tokoh yang memelopori berdirinya Peradin (Persatuan Advokat Indonesia) dan kemudian menjadi pimpinan asosiasi advokat ini, pernah membela pedagang di Pasar Senen yang tempat usahanya tergusur oleh pemilik gedung. Saking ‘geram’-nya pria berjuluk “Singa Pengadilan” ini bahkan menyerang pengacara pemilik gedung itu dalam persidangan, dengan mengatakan: “Bagaimana Anda bisa membantu seorang kaya menentang orang miskin?”
  5. Yap, salah seorang pendiri Lembaga Bantuan Hukum Indonesia itu berani membangkitkan semangat wong cilik tertindas dan tergusur itu untuk menentang kebijakan pemerintah yang salah, demi tegaknya keadilan. Demi menegakkan hukum dan keadilan, anak sulung dari tiga bersaudara buah kasih Yap Sin Eng dan Hwan Tjing Nio ini selalu siap berjuang habis-habisan tanpa mengenal rasa takut. Sering kali ia membela klien yang sebelumnya telah ditolak advokat lain karena miskin atau unsur politik dan mengenai kepentingan pemerintah. Pada era Orde Baru itu, kerap kali para advokat menghindari membela kepentingan rakyat yang tertindas. Tetapi, Yap tetap teguh pada prinsip, ia berani dengan segala konsekuensinya membeli kepentingan para wong cilik. Beliau juga juga tampil teguh memosisikan diri membela para aktivis berhadapan dengan kekuasaan yang otoriter seperti pada Peristiwa Malari (Lima Belas Januari) 1974. Ia pun ditahan tanpa proses peradilan. Ia dianggap menghasut mahasiswa melakukan demo besar-besaran. Begitu pula ketika terjadi Peristiwa Tanjung Priok pada 1984, Yap maju ke depan membela para tersangka.
Sumber: Wikipedia, Univ. Muhamadiyah Aceh.



H. Mohammad Hatta (populer sebagai Bung Hatta, lahir di Fort de Kock, Sumatera Barat, 12 Agustus 1902 – meninggal di Jakarta, 14 Maret 1980 pada usia 77 tahun)Ini sedikit cuplikan tentang beliau:

  1. Rachmawati Soekarnoputri dalam tulisannya yang dimuat di Harian Kompas, 9 Agustus 2002, Mengenang 100 Tahun Bung Hatta. Dalam tulisan tersebut, putri mendiang Bung Karno tersebut mengatakan, suri teladan yang perlu diteladani dari Bung Hatta adalah sifat dan perilakunya yang fair dan jujur. “Jujur di sini, tidak hanya terbatas pada tidak melakukan praktik KKN selama berkuasa atau menjabat. Namun, lebih dari itu, Bung Hatta jujur terhadap hati nuraninya,” kata Rachmawati. Bung Hatta yang tidak sepaham lagi dengan Bung Karno memilih mengundurkan diri 1 Desember 1956. Kejujuran yang diperlihatkan Bung Hatta dalam hal ini justru menunjukkan sikap ksatria seorang negarawan yang patut dihargai dan dicontoh. Kendati demikian, hubungan pertemanan antara Bung Hatta dan Bung Karno tidak lalu berubah menjadi permusuhan, malahan Bung Hatta melakukan kerja sama yang kritis terhadap Bung Karno (critical cooperation). Bahkan, adakalanya Bung Hatta memberikan masukan langsung datang ke Istana selain menulis surat atau menelepon. Dan, Bung Karno pun tetap menganggap Bung Hatta sebagai teman bukan musuh yang harus “dilumpuhkan.” Ketika Bung Karno sakit setelah terjadinya G30S/PKI tahun 1965, Bung Hatta tetap memberikan perhatian kepada Bung Karno. Bahkan, pada saat sakit yang diderita Bung Karno semakin parah pada tahun 1969 dan terpaksa harus dirawat di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta, Bung Hatta bersikeras menjenguk Bung Karno di mana tak satu pun pejabat atau tokoh lain mau menjenguk Bung Karno.
  2. Salah satu kisah mengugah dari Bung Hatta yang dikenang masyakarat adalah kisah tentang sepatu Bally. Pada tahun 1950-an, Bally adalah merek sepatu bermutu tinggi yang berharga mahal. Bung Hatta, ketika masih menjabat sebagai wakil presiden, berniat membelinya. Untuk itulah, maka dia menyimpan guntingan iklan yang memuat alamat penjualnya. Setelah itu, dia pun berusaha menabung agar bisa membeli sepatu idaman tersebut. Namun, apa yang terjadi? Ternyata uang tabungan tidak pernah mencukupi untuk membeli sepatu Bally. Ini tak lain karena uangnya selalu terambil untuk keperluan rumah tangga atau untuk membantu orang-orang yang datang kepadanya guna meminta pertolongan. Alhasil, keinginan Bung Hatta untuk membeli sepasang sepatu Bally tak pernah kesampaian hingga akhir hayatnya. Bahkan, yang lebih mengharukan, ternyata hingga wafat, guntingan iklan sepatu Bally tersebut masih tersimpan dengan baik.
  3. Barang lain yang juga tak mampu dibelinya adalah mesin jahit yang juga sudah lama didambakan sang istri. Wah, mengapa bisa begitu? Ya, tak lain karena setelah mengundurkan diri dari jabatan wakil presiden, 1 Desember 1956, uang pensiun yang diterimanya sangat kecil. Bahkan saking kecilnya, sampai-sampai hampir sama dengan Dali, sopirnya yang digaji pemerintah. Dalam kondisi seperti ini, keuangan keluarga Bung Hatta memang sangat kritis. Sampai-sampai, pernah suatu saat Bung Hatta kaget melihat tagihan listrik, gas, air, dan telepon yang harus dibayarnya, karena mencekik leher. Menghadapi keadaan itu, Bung Hatta tidak putus asa. Dia semakin rajin menulis untuk menambah penghasilannya. Baginya, biarpun hasilnya sedikit, yang penting diperoleh dengan cara yang halal.
  4. Itulah sebabnya, mengapa Bung Hatta mengembalikan sisa uang yang diberikan pemerintah untuk berobat ke Swedia. Di usia senja, Bung Hatta dikirim oleh pemerintah untuk berobat ke Swedia. Menurut penuturan dokter Mahar Mardjono yang mendampinginya, sebelum pulang ke Jakarta, Bung Hatta segera memerintahkan sekretarisnya, Pak Wangsa Widjaja, untuk mengembalikan uang sisa pengobatan kepada pemerintah. Itu dilakukan, karena beliau merasa uang sisa berobat itu bukan haknya. Santun, jujur, hemat, serta uncorruptable alias antikorupsi adalah sedikit dari banyak teladan yang dicontohkan proklamator RI, Wakil Presiden I RI, Bapak Koperasi Indonesia, negarawan, pahlawan, diplomat, dan ekonom ini.
  5. "Tuhan, terlalu cepat semua, kau panggil satu-satunya yang tersisa, proklamator tercinta. Jujur, lugu, dan bijaksana. Mengerti apa yang terlintas dalam jiwa, rakyat Indonesia... Hujan air mata dari pelosok negeri, saat melepas engkau pergi… Berjuta kepala tertunduk haru. Terlintas nama seorang sahabat, yang tak lepas dari namamu… Terbayang baktimu, terbayang jasamu. Terbayang jelas… jiwa sederhanamu. Bernisan bangga, berkafan doa. Dari kami yang merindukan orang, sepertimu…" itulah lirik lagu Bung Hatta karya Iwan Fals.

Sumber: Wikipedia, Kaskus, Blog Nadya.

Itulah 4 nama dari sedikit contoh putra bangsa ini yang jujur, (antikorupsi) tegas, berintegritas, mengabdi tanpa pamrih pada negeri. Mungkin masih ada yang lain. Secara kebetulan, ke-4 putra bangsa ini berasal dari daerah yang berbeda (tanpa bermaksud membedakan suku bangsa yang menjurus ke SARA). Hoegeng dari Jawa, Lopa dari Sulawesi, Yap yang keturunan Tionghua, dan Bung Hatta dari Sumatera. Kita punya teladan yang luar biasa.

Sambil menulis artikel ini, mata penulis berkaca-kaca, tenggorokan tercekat, mengetahui di negeri tercinta ini pernah ada putra terbaik seperti mereka.

Masih adakah pengganti mereka di negeri ini?
Masih adakah teladan di negeri ini???


NB:
Beberapa tokoh teladan lainnya versi penulis:




Kyai Haji Abdurrahman Wahid (Gus Dur)
(lahir di Jombang, Jawa Timur, 7 September 1940 –
meninggal di Jakarta, 30 Desember 2009 pada usia 69 tahun
)
Bapak Pluralisme Dunia


Sumber: Perspektif, Zulfanioey.




Munir (Munir Said Thalib)
(lahir di Malang, Jawa Timur, 8 Desember 1965
– meninggal di Jakarta jurusan ke Amsterdam, 7 September 2004 pada usia 38 tahun)
Pejuang Hak Asasi Manusia
Sumber: Matanews, Wikipedia.


Sophan Sophiaan
(Lahir di Makassar, Sulawesi Selatan, 26 April 1944
- meninggal di Ngawi, Jawa Timur, 17 Mei 2008)
Aktor, sutradara, politisi

Sumber: Inilah, Kompas, Wikipedia

Bolehkah Kita Berbohong???

Banyak orang menanyakan, bolehkah kita berbohong? Secara umum, jawabnya tentulah tidak boleh. Semua agama mengajarkan kita untuk jujur alias tidak berbohong.

Tapi sering kali kita berada di posisi yang dilematis. Jujur ada perasaan tidak enak, berbohong merasa bersalah.

Kejadian dilematis ini pernah penulis alami saat aktif di kegiatan kampus. Penulis lupa kejadian itu tepatnya pada acara apa. Kalau tak salah ingat, itu saat kami mengadakan seminar. Teman penulis jadi panitia dan bertugas sebagai fotografer. Saat itu kamera digital belum trend seperti sekarang ini. Jadi masih pakai kamera konvensional dengan isi film. Tugasnya tentu memotret momen penting di seminar.

Tapi seperti biasa, teman-teman banyak yang narsis kalau lihat kamera. Minta foto bersama dengan jaket almamater, dan lain-lain. Tak dilayani rasanya tak enak. Tanpa disadari akhirnya film di dalam kamera habis (termasuk bonusnya, biasanya film yang isi 36 ada bonus sekitar 3 kali jepretan).

Pas acara selesai, ketua panitia mengumpulkan semua panitia (termasuk penulis) dan mengatakan kita akan foto bareng dengan dosen, dekan dan pembicara. Dosen, dekan, dan pembicara sudah siap foto bersama kami, para panitia seminar. Tinggal atur posisi, fotografer memberi kode pada ketua panitia, film sudah habis. Harus bagaimana? Mau ngomong jujur ke dosen, dekan, dan pembicara bahwa film di kamera sudah habis, tidak berani. Apalagi pembicara adalah tamu (bukan dari kalangan kampus). Beli film lagi bisa saja, tapi apakah mereka mau menunggu?

Maka kami sepakat berbohong. Fotografer pura-pura mengatur posisi yang akan difoto, setelah rapi, cukup mainkan blitz-nya saja. Ada anggota panitia yang tidak mau masuk ke barisan untuk difoto karena jelas-jelas tahu tidak ada film-nya, tapi yang lain justru ada yang sangat "antusias" untuk difoto.

Hasilnya? Jelas tak ada hasilnya, cuma mainkan blitz-nya kok. Untungnya dosen, dekan, dan pembicara tak ada yang minta dicetakkan foto tersebut. Kalau ada? Harus bohong sekali lagi, foto bersama tidak jadi.

Posting ini tak bermaksud mengatakan bahwa bohong itu tindakan yang benar. Bagi penulis, kalau penulis berada pada dilema antara bohong atau jujur, penulis pilih mana yang lebih banyak sisi baiknya atau yang mana akibat buruknya lebih kecil. Biar bagaimana pun, bohong tetap salah.

Bagaimana menurut Anda???
abcs