A Good Police

12 Mei 2009. Beberapa jam sebelum gempa bumi, seorang polisi bernama Li Guolin sedang mengadakan pertemuan dengan rekan-rekannya ketika seekor anjing polisi masuk dan menarik-narik kaki Li Guolin, mendesaknya segera keluar dari ruangan tersebut. Anjing itu menyelamatkan Li Guolin dan 7 polisi lainnya... Menyadari apa yang terjadi Li Guolin segera mengayuh sepedanya ke sekolah lokal di mana anaknya Li Wangziguo berada saat itu.

Bangunan sekolah dan beberapa bangunan lainnya hancur total, terdengar suara tangis murid-murid yang terjebak dalam reruntuhan. Sekolah Li Wangziguo terdiri dari 5 lantai, namun hanya 3 yang masih dikenali. Li Guolin berteriak panik memanggil anaknya... Dalam kepanikannya dia mendengar suara tangisan yang tidak asing lagi, suara tangisan Li Wangziquo. Anak itu terkubur cukup dalam namun dalam keadaan sadar. Li Guolin tidak dapat menjangkaunya. Tiba-tiba seorang ibu memanggilnya dengan putus asa

"Pak Polisi, tolong, anak saya terkubur di reruntuhan."

Ternyata yang minta tolong tidak hanya satu orang, banyak orang tua yang kebingungan bagaimana menolong anak mereka. Sebagai polisi pertama yang tiba di tempat kejadian. Li Guolin merasa wajib menolong mereka. Dia berkata pada anaknya.

"Wangziguo, bertahanlah, beranilah, Ayah akan menolong mereka dulu."

Li Guolin segera memberikan instruksi pada semua yang ada di sana.

"Tolong yang bisa ditolong, tolong yang terkubur paling dangkal terlebih dahulu."

12 Mei 2009: Li Guolin menghabiskan seluruh waktunya menolong anak-anak yang bisa diselamatkan.
13 Mei 2009: Bantuan datang dan mulai menyelamatkan anaknya Li wangziguo.
14 Mei 2009 : Li Wangziguo meninggal sebelum berhasil dikeluarkan dari reruntuhan.

Polisi Li Guolin bersama orang tua murid berhasil mengevakuasi lebih dari 30 murid dan mereka selamat.

Andai Li Wangziguo (putra Li Guolin) masih hidup, kepada teman-temannya ia pasti akan berujar "Ayahku adalah seorang pahlawan."

Semoga kisah ini menginspirasi kita: "Kepatuhan seorang polisi dalam usaha penyelamatan korban bencana."

Berikut ini cerita dalam bentuk sketsa kartun yang diterbitkan di koran China serta foto korban (anak-anak sekolah) yang meninggal tertimpa reruntuhan sekolah.


Untuk melihat sketsa maupun foto lebih jelas, silakan klik gambar/ fotonya (gambar/ foto akan jadi lebih besar).















Kiriman Suherjati via email.

Berjuang Sampai Akhir

15 Mei 2009. Che Jian, seorang pengemudi truk ditemukan tertimbun selama 73 jam tanpa makanan dan minuman. Che Jian berusia 28 tahun. Tubuhnya tertimbun di tengah reruntuhan tanpa menyisakan sedikit pun ruang untuk bergerak.

Seorang tim SAR menemukannya dan berusaha menjaganya tetap sadar dengan mengajaknya berbincang.

Tim SAR: Hei Bung bertahanlah... Kamu bisa, kamu pria yang kuat.
Che Jian: Tenang saja. Aku kuat koq.

Che Jian masih dalam mood yang baik ketika itu.
Che Jian: Wow, setelah ini pasti aku akan memecahkan rekor bertahan di papan plastik paling lama.
Tim SAR: Ha3x. Benar sekali, kau bisa saja...

(sang penyelamat tak sampai hati untuk memberitahu di atasnya ada segunung reruntuhan)

Beberapa kali Che Jian berpikir untuk menyerah.
Che Jian: Aku harus kuat, istriku hamil... Aku tidak mau anakku jadi yatim.

Pada pukul 6.12 AM, operasi penyelamatan dimulai, gerakan2 yang timbul akibat proses itu makin menyiksa Che Jian.
Tim SAR : Ayolah sedikit lagi, jangan tidur, menyanyilah.

Che Jian yang merasa tidak memiliki bakat menyanyi memilih menghitung angka.

Che Jian: 1, 2, 3, 4, 5, 6,...

Tiap kali dia menyebut angka dia merasakan sakit akibat paru-parunya yang tergencet.

2 jam kemudian, para penyelamat berhasil mengeluarkannya diiringi sorak sorai.

Che Jian yang ditandu kemudian mengingat 3 hal:
"Aku terkubur selama 78 jam"
"Aku sudah menikah selama setahun"
"Istriku sedang hamil 3 bulan"

Dan kemudian hanya ada kesunyian dan isak tangis para penyelamat.

"Brengsek, jangan menyerah sekarang, kau sudah sampai sejauh ini."

80 jam dengan rasa sakit yang amat sangat, Che Jian merasa terlalu lelah. Namun perlu diingat, dia berjuang sampai akhir.


Semoga kisah ini menginspirasi kita: "Berjuang sampai batas akhir."

Berikut ini cerita dalam bentuk sketsa kartun yang diterbitkan di koran China serta foto Che Jian ketika masih terhimpit reruntuhan.


Untuk melihat sketsa maupun foto lebih jelas, silakan klik gambar/ fotonya (gambar/ foto akan jadi lebih besar).










Kiriman Suherjati via email.

Kasih Tanpa Batas Seorang Ibu

12 Mei 2009 Wen Chuan, salah satu daerah yang paling parah terkena gempa. Sukarelawan yang bertugas saat itu menemukan pemandangan yang memilukan.

"Lihat itu, ada seorang wanita di sana"
Dari balik reruntuhan tampak jenazah seorang wanita, dan ada sesuatu di bawahnya, seorang bayi.

Ibu itu tampak berlutut dengan sikap sempurnanya memohon kepada Yang Maha Kuasa dengan sisa-sisa tenaganya yang terakhir untuk diberi kekuatan melindungi bayinya. Tubuhnya tampak seperti berdoa dengan sangat khusuk. Sang anak tidak terluka sama sekali.

Di bawah selimut bayi itu, para sukarelawan menemukan ponsel dengan sebuah tulisan di layarnya:

"Anakku tersayang, bila kau hidup, ingatlah ini, Mama akan selalu mencintaimu"

Sang bayi kehilangan ibunya. Tapi dengan seluruh hidupnya, dia akan ingat bagaimana cinta seorang ibu adalah cinta terhebat di dunia.

Semoga kisah ini menginspirasi kita: "Bagaimana seharusnya kita bersikap kepada Ibu kita."

Berikut ini cerita dalam bentuk sketsa kartun yang diterbitkan di koran China serta foto bayi yang selamat berkat "Kasih Tanpa Batas Seorang Ibu".

Untuk melihat sketsa maupun foto lebih jelas, silakan klik gambar/ fotonya (gambar/ foto akan jadi lebih besar).








Foto ini kami terima tanpa keterangan. Si kecil, tentu bayi yang
selamat berkat "Kasih Tanpa Batas Sang Ibu." Wanita di sebelah
kiri mungkin perawat rumah sakit. Entah siapa pria di sebelah
kanan. Tapi kalau dibandingkan dengan foto di atas, tampaknya
pria ini adalah tentara/ relawan yang menyelamatkan sang bayi.


Kiriman Suherjati via email.

Sekilas HFJ

Tulisan berwarna-warni (selain hitam) : Adalah links ke blog atau website Hendry Filcozwei Jan atau links ke berita tentang Hendry. Setiap kata yang berbeda warna menuju blog/ web yang berbeda. Silakan di-klik untuk mengunjungi dan membacanya...


Profil pria yang lahir pada tanggal 11 Mei di kota Lubuk Linggau (Sumatera Selatan) ini pernah dimuat di majalah BVD terbitan Bandung. Ia menyelesaikan TK hingga SMP pada sekolah Katolik (Xaverius) di kota kelahirannya. Menamatkan SMA-nya di SMA Xaverius 1 Palembang. Meraih gelar sarjana (S1) Economics and Development Studies from University of Sriwijaya.

Kecintaan dan kepeduliannya pada alumni dan almamater (SMA Xaverius 1 Palembang), diwujudkan dengan mengenalkan Milis Alumni Bangau, mendata blog alumni SMA Xaverius 1 Palembang (blog Anda belum terdaftar?), mewawancarai alumni dan mempublikasikan beritanya untuk blog TEXAS (TEROPONG XAVERIUS SATU yang menyajikan berita “Xaverian Berprestasi”) serta mengusulkan rubrik T-REX (TOREHAN REKOR XAVERIUS yang akan mendata rekor yang dicapai sekolah tercinta) di majalah Gita. Akhirnya T-REX muncul dalam bentuk blog.

Hendry gemar bermain sulap/ magic (yang ingin belajar sulap plus tambahan penghasilan silakan klik: sulap). Selain suka main dan menonton sulap, suami Linda ini juga menulis tentang magic, artikel umum dan tertarik dengan dunia jurnalistik. Hendry menulis apa saja. Mulai Surat Pembaca, berita, puisi, opini, cerita humor, cerpen sampai artikel. Rajin meng-klipping semua karya dan berita tentang dirinya. Karyanya pernah dipublikasikan majalah Tomtom, maja­lah Jakarta-Jakarta, harian Sriwi­jaya Post (Palembang), harian Pikiran Rakyat (Bandung), harian Galamedia (Bandung), majalah Senang, majalah SeRu!, dan lain-lain.

Berita tentang Hendry dan istrinya pernah dimuat di majalah, koran, serta tabloid, antara lain: Gatra, Suara Merdeka, Pikiran Rakyat (Bandung), tabloid Tokoh (Bali), dan lain-lain. Tertarik mengamati hal-hal unik dan membuat karya-karya unik, mengantarnya menerima 7 piagam rekor Muri (Museum Rekor dunia Indonesia).

Hendry sedang keranjingan membuat blog, punya banyak blog serta Friendster, yang dijadikan sebagai Galeri Foto Keluarganya, Hendry juga punya Facebook (tapi karena sesuatu dan lain hal, FB-nya sengaja ditutup sampai batas waktu yag belum ditentukan). Lewat blog yang dibuatnya Hendry menyajikan daftar nama Rekoris (pemegang rekor) Muri, membagikan pengalaman bagaimana Cara Menjadi Rekoris Muri kepada Anda, serta mengumpulkan Blog dan Friendster para Rekoris Muri. Anda sudah terdaftar?

Untuk menguji ketajaman pikirannya, sekaligus bernostalgia, Hendry mencatat semua Nama Teman Sekelasnya dari TK-Universitas (termasuk juga nama gurunya). Anda salah satu temannya?

Kelirumolog bidang bahasa ini, tertarik mengamati sisi-sisi unik perkembangan bahasa Indonesia, seperti dalam kelirumologi, “ilmu baru” yang digagas Dr. Jaya Suprana, yang juga pendiri sekaligus pemilik Muri.

Ayah 2 putra (Dhika & Revata) ini juga ingin berbagi Kisah Inspiratif, Tips & Trik, Inspirasi Nama Unik untuk Buah Hati Anda, Kisah Rekor Undangan Pernikahan 6 Bahasa-nya yang tercatat di Muri lewat blog yang dibuatnya. Hendry, orang pertama yang mempopulerkan kata rekoris (sebutan untuk pemegang rekor) ini, juga menyajikan aneka fakta unik di blog Tahukah Kamu???. Bagi penyuka barang GRATIS, pasti menyesal kalau tidak klik: ini-gratisan. Silakan download sepuasnya aneka ebook dan klip singkat yang keren-keren. Semoga info-info ini bermanfaat.



Salam Magic!












Komentar, kritik, dan saran dapat dikirim ke: hfj1105@yahoo.com



Hendry Filcozwei Jan & kel. Hendry, Linda Sunartio, bersama
buah hati mereka:
kiri: Revata (Ray) dan kanan: Anathapindika (Dhika).



Terima Kasih Sudah Mampir ke Blog Ini







* * *



abcs