Kajian Kelirumologi (Artikel)

Namanya saja sudah begitu sulit, hingga rawan keliru tulis apalagi diingat, maka tak heran apabila Hendry Filcozwei Jan, anak muda Bandung ini mengidap bakat alami untuk menjadi seorang kelirumolog ulung.


Kelirumolog jeli ini langsung mengkoreksi cara menulis Abad yang begitu sering keliru, termasuk di serial Kaleidoskopi Kelirumologi. Yang benar adalah Abad ke-20 atau Abad XX, bukan Abad 20 atau Abad ke-XX! Bukan main!


Lalu kelirumolog muda yang juga pencipta rekor dunia menyusun mata uang itu menemukan segudang kekeliruan cetak dalam serial buku Kaleidoskopi Kelirumologi yang memang tidak kebal keliru itu! Koreksi-koreksi ulung ini akan dimanfaatkan dalam cetak ulang Kaleidoskopi Kelirumologi.


Namun yang menarik, Hendry juga asyik mengembangkan kekeliruan upaya meng-Indonesiasi istilah Bank menjadi Bang, yang sebenarnya malah benar dalam konteks idiom bahasa Indonesia yang benar itu. Di samping risiko Pak Ciputra protes akibat Bank Jaya menjadi Bang Jaya yang dikuatirkan kepemilikannya juga berganti tangan sesuai penggantian nama, rasanya Bank Ekspor Impor yang akronimnya tetap Bank Exim (dari paduan kata asing Export dan Import) juga menjadi kurang senonoh apabila dipaksakan di-Indonesiasi secara konsekuen. Akibat singkatan Bank Ekspor Impor akan terpaksa menjadi Bank Eksim, alias penderita suatu jenis sakit kulit yang menjengkelkan!


Jadi ketimbang benar tapi terkesan sakit, lebih baik keliru namun terkesan sehat!


Dikutip dari serial buku Kaleidoskopi Kelirumologi jilid 6, hal. 87 (Februari 1998)



* * * * *


Sekedar catatan:


Kelirumologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang oleh masyarakat umum terlanjur dianggap benar, tetapi sebenarnya keliru.


Contoh paling populer adalah salah satu kajian kelirumologi kiriman pembaca. Apa yang terlintas di benak Anda saat mendengar kata “samurai”? Mayoritas dari akan menyebut “pedang khas Jepang.” Memang begitulah adanya. Kita tidak menyadari bahwa sebenarnya samurai itu adalah pendekar Jepang, sedangkan pedangnya adalah katana.


Dengan dimuatnya kajian kelirumologis tentang usaha pengindonesiaan kata asing, Hendry menerima sertifikat sebagai bentuk pengakuan dari Pusat Studi Kelirumologi pimpinan Dr. Jaya Suprana sebagai kelirumolog bidang bahasa.


Beberapa kali Hendry menulis tentang kelirumologi. Salah satunya berjudul “Bahasa daripada Indonesia” yang dimuat di harian Galamedia (Bandung), Senin, 30 Oktober 2000, hal. 6


abcs